Popular Post

Posted by : Unknown 13 Des 2014

BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Pengetahuan tentang populasi sebagai bagian dari penetahuan ekologi telah berkembang menjadi semakin luas. Dinamika populasi tampaknya telah berkembang menjadi pengetahuan yang dapat berdiri sendiri. Dalam perkembangannya pengetahuan itu banyak mengembangkan kaidah-kaidah matematika terutama dalam pembahasan kepadatan dan pertumbuhan populasi. Pengembangan kaidah-kaidah matematika itu sangat berguna untuk menentukan dan memprediksikan pertumbuhan populasi organisme di masa yang akan datang. Penggunaan kaidah matematika itu tidak hanya memperhatikan pertumbuhan populasi dari satu sisi yaitu jenis organisme yang di pelajari, tetapi juga memperhatikan adanya pengaruh dari faktor-faktor lingkungan, baik biotik maupun abiotik. Pengetahuan tentang dinamika populasi menyadarkan orang untuk mengendalikan populasi dari pertumbuhan meledak ataupun punah.
            Populasi juga mempunyai sejarah hidup dalam arti mereka tumbuh, mendadakan pembedaan dan memelihara diri seperti yang di lakukan organisme. Di samping itu populasi juga mempunyai organisasi dan struktur yang dapat dilukiskan. Tetapi ada kalanya dalam praktek sehari-hari, pengertian populasi itu dinyatakan dalam pengertian heterospesies dan polispesies.


1.2      Rumusan Masalah
1.      Apa itu populasi?
2.      Apa saja ciri – ciri populasi?
3.      Bagaimana pola penyebaran populasi?
4.      Apa saja faktor yang mempengaruhi penyebaran populasi?
1.3         Tujuan
1.        Kita dapat mengetahui  apa pengertian dari populasi
2.        Kita dapat mengetahui apa saja ciri – ciri dari populasi
3.        Kita dapat mengetahui pola penyebaran populasi
4.        Kita dapat mengetahui faktor faktor yang mempengaruihi penyebaran populasi

BAB II
PEMBAHASAN
2.1   Pengertian Populasi
Populasi adalah kumpulan individu dari suatu jenis organisme. Pengertian ini dikemukakan untuk menjelaskan bahwa individu – individu suatu jenis organisme dapat tersebar luas di muka bumi, namun tidak semuanya dapat saling berhubungan untuk mengadakan perkawinan atau pertukaran informasi genetik, karena tempatnya terpisah. Individu- individu yang hidup disuatu tempat tertentu dan antara sesamanya dapat melakukan perkawinan sehingga dapat mengadakan pertukaran informasi genetik dinyatakan sebagai satu kelompok yang disebut populasi. Sehingga dapat dikatakan bahwa populasi merupakan sekumpulan individu dengan ciri-ciri yang sama (spesies) yang hidup di tempat yang sama dan memiliki kemampuan bereproduksi di antara sesamanya.
Dalam penyebarannya individu – individu itu dapat berada dalam kelompok-kelompok, dan kelompok-kelompok itu terpisah antara satu dengan yang lain. Pemisahan kelompok-kelompok itu dapat dibatasi oleh kondisi geografis atau kondisi cuaca yang menyebabkan individu antar kelompok tidak dapat saling berhubungan untuk melakukan tukar menukar informasi genetik. Populasi-populasi yang hidup secara terpisah ini di sebut deme. Sebagai contoh, populasi banteng di Pulau Jawa terpisah menjadi dua subpopulasi, yang satu terdapat di kawasan Taman Nasional Baluran yang terletak di ujung timur, yang lain terdapat di kawasan Taman Nasional Ujung Kulon yang berada di ujung barat Pulau Jawa.
Jika isolasi geografis atau cuaca itu menyebabkan hewan sama sekali tidak dapat melakukan pertukaran informasi genetik, maka antara kelompok yang satu dengan yang lain bisa terdapat variasi-variasi genetik sebagai akibat seleksi alam yang terjadi di tempat masing-masing. Namun, jika ada kejadian yang memungkinkan dua populasi yang terpisah dapat bersatu, pertukaran informasi genetik dapat berlangsung.
2.2     Ciri – Ciri Populasi
            Ada dua ciri dasar populasi, yaitu ciri biologis dan ciri statistik. Ciri biologis yaitu ciri-ciri yang dipunyai oleh individu-individu pembangun populasi itu. Sedangkan ciri statistik yaitu ciri – ciri uniknya sebagai himpunan atau kelompok individu – individu yang berinteraksi satu dengan  lainnya.

a.)    Ciri – ciri biologis
Seperti halnya suatu individu, suatu populasi pun mempunyai ciri- ciri biologi, antara lain :
·         Mempunyai struktur dan organisasi tertentu, yang sifatnya ada yang konstan dan ada pula yang berfluktuasi dengan berjalannya waktu (umur)
·         Ontogenetik, mempunyai sejarah kehidupan (lahir, tumbuh, berdiferensiasi,  menjadi tua/senessens, dan  mati)
·         Dapat dikenai dampak lingkungan dan memberikan respons terhadap perubahan  lingkungan
·         Mempunyai hereditas
·         Terintegrasi oleh faktor- faktor hereditas oleh faktor- fektor herediter (genetik) dan ekologi (termasuk dalam hal ini adalah kemampuan beradaptasi, ketegaran reproduktif dan persistensi. Persistensi dalam hal ini adalah adanya kemungkinan untuk meninggalkan keturunan untuk waktu yang lama.

b.)    Ciri – ciri statistik
Ciri- ciri statistik merupakan ciri – ciri kelompok yang tidak dapat di terapkan pada individu, melainkan merupakan hasil perjumpaan dari ciri – ciri individu itu sendiri, antara lain:
·         Kerapatan (kepadatan) atau ukuran besar populasi berikut parameter – parameter utama yang mempengaruhi seperti natalitas, mortalitas, migrasi, imigrasi, emigrasi.
·         Sebaran (agihan, struktur) umur
·         Komposisi genetik (“gene pool”/ganangan gen)
·         Dispersi (sebaran individu intra populasi)

2.2.1        Kerapatan populasi
Kerapatan populasi adalah ukuran besar populasi yang berhubungan dengan satuan ruang (area), yang umumnya diteliti dan dinyatakan sebagai jumlah (cacah) individu dan biomasa persatuan luas, persatuan isi (volume) atau persatuan berat medium lingkungan yang ditempati. Misalnya, 50 individu tikus sawah per hektar, 300 individu keratela sp (zooplankton) per meter kubik air, 3 ton udang per hektar luas permukaan tambak, atau 50 individu afik (kutu daun) per daun.
Pengaruh populasi terhadap  komunitas dan ekosistem tidak hanya tergantung kepada jenis apa dari organisme yang terlibat tetapi tergantung kepada jumlahnya atau kerapatan populasinya kadang kala penting untuk membedakn kerapatan kasar dari kerapatan ekologi (kerapatan spesifik).
Kerapatan kasar adalah kerapatan yang didasarkan atas kesatuan ruang total, sedangkan kerapatan ekologi adalah kerapatan yang didasarkan atas ruang yang benar- benar (sesungguhnya) ditempati (mikrohabitat). Contoh : kerapatan afik (kutu daun) per pohon dibandingkan dengan  kerapatan afik per daun,
Lebih lanjut, kerapatan populasi suatu hewan dapat dinyatakan dalam bentuk kerapatan mutlak (absolut) dan kerapatan nisbi( relatif). Pada penafsiran kerapatan mutlak diperoleh jumlah hewan per satuan area, sedangkan pada penafsiran kerapatan nisbi nisbi hal itu tidak diperoleh, melainkan hanya akan menghasilkan suatu indeks kelimpahan (lebih banyak atau sedikit, lebih berlimpah atau kurang berlimpah).
Pengukuran kerapatan populasi kebanyakan dilakukan dengan sensus atau metode menggunakan sample (sampling).

a.)    Kerapatan Mutlak
Pengukuran kerapatan mutlak dapat dilakukan dengan cara:
·         Pencacahan Total (perhitungan menyeluruh)
Metode ini disebut juga sensus yang digunakan untuk mengetahui jumlah nyata dari individu yang hidup dari suatu populasi. Metode ini biasanya diterapkan kepada daerah yang sempit pada hewan yang hidupnya menetap,misalnya porifera dan binatang karang. Metode ini juga dapat digunakan untuk menentukan  populasi hewan  yang berjalan lambat, misalnya jenis hewan dari coelenterata, siput air dan lain- lain



·         Metode Sampling (cuplikan)
Pada metode ini, pencacahan dilakukan pada suatu cuplikan (sample), yaitu suatu proporsi kecil dari populasi dan menggunakan hasil cuplikan tersebut untuk membuat taksiran kerapatan (kelimpahan) populasi. Pemakaian metode ini bersangkut paut dengan masalah penentuan ukurann dan jumlah cuplikan, oleh karena itu bersangkut paut pula dengan metode-metode statistik. Beberapa metode pencuplikan yang digunakan antara lain:
o   Metode kuadrat
Pencuplikan dilakukan pada suatu luasan yang dapat berbentuk bujur sangkar, persegi enam, lingkaran dan sebagainya. Prosedur yang umum dipakai disini adalah menghitung semua individu dari beberapa kuadrat yang diketahui ukurannya dan mengekstrapolasikan harga rata- ratanya untuk seluruh area yang diselidiki.
o   Metoda menangkap- menandai- menangkap ulang
Metode ini dinamakan juga dengan “mark-recapture”, metode ini mengambil tiga asumsi pokok, yaitu: 1.) individu- individu yang tidak bertanda maupun yang bertanda ditangkap secara acak; 2.) individu- individu yang diberi tanda mengalami laju mortalitas yang sama seperti yang tidak bertanda; 3.) tanda – tanda yang dikenakan pada individu tidak hilang ataupun tidak tampak.
o   Metode removal (pengambilan)
Metode ini umum digunakan untuk menaksir besar populasi mamalia kecil. Asumsi- asumsi dasar yang digunakan dalm metode pengambilan adalah sebagai berikut: 1.) populasi tetap stasioner selama periode penangkapan; 2.) peluang setiap individu populasi untuk tertangkap pada setiap perioda panangkapan adalah sama; 3.) probabilitas penangkapan individu dari waktu selama perioda penangkapan adalah sama.

b.)    Pengukuran Kerapatan Nisbi (Relatif)
Beberapa diantara pengukuran kelimpahan relatif adalah sebagai berikut :
·         Menggunakan perangkap
·         Menggunakan jala
·         Menghitung jumlah felet faeses
·         Frekuensi vokalisasi, indeks kelimpahan populasi dinyatakan sebagai frekuensi bunyi persatuan waktu
·         Tangkaan persatuan usaha
·         Jumlah artifakta
·         Daya makan
·         Kuesioner
·         Sensus tepi jalan
·         Umpan manusia
2.2.2         Natalitas
Merupakan kemampuan populasi untuk bertambah atau untuk meningkatkan jumlahnya, melalui produsi individu baru yang dilahirkan atau ditetaskan dari teliu melalui aktifitas perkembangan. Laju natalitas yaitu jumlah individu baru per individu atau per betina per satuan waktu. Ada dua aspek yang berkaitan dengan natalitas ini antara lain :
a.       Fertilitas
Tingkat kinerja perkembangbiakan yang direalisasikan dalm populasi, dan tinggi rendahnya aspek ini diukur dari jumlah telur yang di ovovivar-kan atau jumlah anak yang dilahirkan.
b.      Fekunditas
tingkat kinerja potensial populasi itu untuk menghasilkan individu baru.

Dalam ekologi dikenal dua macam natalitas yaitu Natalitas maksimum dan Natalitas ekologi. Natalitas maksimum yaitu n. mutlak (absolut) = n. Sedangkan  Natalitas ekologi yaitu pertambahan populasi dibawah kondisi lingkungan yang spesifik atau sesungguhnya.

2.2.3        Mortalitas
Menunjukkan kematian individu dalam populasi. Juga dapat dibedakan dalam dua jenis yakni :
·         Mortalitas ekologik yakni mortalitas yang direalisasikan yakni,matinya individu dibawah kondisi lingkungan tertentu.
·         Mortalitas minimum (teoritis) yakni matinya individu dalam kondisi lingkungan yang ideal, optimum dan mati semata- mata karena usia tua.

2.2.4        Emigrasi, Imigrasi dan Migrasi
Emigrasi, imigrasi dan migrasi merupakan istilah – istilah yang bersangkut paut dengan perpindahan. Emigrasi yaitu perpindahan keluar dari area suatu populasi. Imigrasi yaitu perpindahan masuk ke dalam suatu area populasi dan  mengakibatkan meningkatkan kerapatan. Migrasi yaitu menyangkut perpindahan (gerakan) periodik berangkat dan kembali dari populasi.



2.2.5        Distribusi Individu Dalam Populasi
Distribusi individu dalam populasi, sering kali disebut sebagai dispersi atau pola penjarakan (pola penyebaran) secara umum dapat di bedakan atas 3 pola utama yaitu  :
a.)    Acak (Random)
Pada pola sebaran ini peluang suatu individu untuk menempati sesuatu situs dalam area yang di tempati adalah sama, yang memberikan indikasi bahwa kondisi lingkungan bersifat seragam. Keacakan berarti pula bahwa kehadiran individu lainnya. Dalam sebaran statistik, sebaran acak ini ditunjukkan oleh varians (s2) yang sama dengan rata-rata (x).
b.)    Teratur (Seragam/unity)
Pola sebaran ini terjadi apabila diantara individu-individu dalam populasi terjadi persaingan yang keras atau ada antagonisme positif oleh adanya teritori-teritori terjadi penjarakan yang kurang lebih merata. Pola sebaran teratur ini relatif jarang terdapat di alam. Lewat pendekatan statistik, pola sebaran teratur ini di tunjukkan oleh varians (s2) yang lebih kecil dari rata-rata (x)
c.)    Mengelompok (Teragregasi/Clumped)
Merupakan pola sebaran yang relatif paling umum terdapat di alam pengelompokan itu sendiri dapat terjadi oleh karena perkembangbiakan, adanya atraksi sosial dan lain-lain. Lewat pendekatan statistik, pola sebaran menelompok ini varians (s2) yang lebih besar dari rata-rata (x)

2.2.6        Pertumbuhan Populasi
Suatu populasi akan mengalami pertumbuhan, apabila laju kelahiran di dalam populasi itu lebih besar dar laju kematian, dengan mengasumsikan bahwa laju emigrasi. Dikenal dua macam bentuk pertumbuhan populasi, yakni bentuk pertumbuhan eksponensial (dengan bentuk kurva J) dan bentuk pertumbuhan sigmoid (dengan bentuk kurva S).
a)      Pertumbuhan Eksponensial
Pertumbuhan populasi bentuk eksponensial ini terjadi bilamana populasi ada dalam sesuatu lingkungan ideal baik, yaitu ketersediaan makanan, ruang dan kondisi lingkungan lainnya tidak beroperasi membatasi, tanpa da persaingan dan lain sebagainya. Pada pertumbuhan populasi yang demikian kerapatan bertambah dengan cepat secara eksponensial dan kemudian berhenti mendadak saat berbagai faktor pembatas mulai berlaku mendadak.
b)      Pertumbuhan Sigmoid
Pada pertumbuhan populasi yang berbentuk sigmoid ini, populasi mula-mula meningkat sangat lambat (fase akselerasi positif). Kemudian makin capet sehingga mencapai laju peningkatan secara logaritmik (fase logaritmik), namun segera menurun lagi secara perlahan dengan makin meningkatnya pertahanan lingkungan, misalnya yang berupa persaingan intra spesies (fase akselerasi negatif) sehingga akhirnya mencapai suatu tingkat yang kurang lebih seimbang (fase keseimbangan). Tingkat populasi yang merupakan asimptot atas dari kurva sigmod, yang menandakan bahwa populasi tidak dapat meningkat lagi di sebut daya dukung (K= suatu konstanta). Jadi daya dukung suatu habitat adalah tingkat kelimpahan populasi maksimal (kerapatan jumlah atau biomasa) yang kelulus hidupannya dapat di dukung oleh habitat tersebut.

2.2.7        Pola Penyebaran Umur
Pola penyebaran umur merupakan sifat penting yang mempengaruhi natalitas dan mortalitas. Nisbah dari berbagai kelompok umur dalam suatu populasi menentukan status reproduktif yang sedang berlangsung dari populasi dan menyatakan apa yang bias dihadapkan pada masa mendatang. Pertumbuhan populasi yang berlangsung cepat akan mengandung kelompok umur muda, populasi yang stasioner memiliki pembagian umur yang lebih merata, dan populasi yang menurun menggambarkan sebagian besar berumur tua (tidak produktif).

2.3  Penyebaran Populasi
Penyebaran adalah pola tata ruang individu yang satu relative terhadap yang lain dalam populasi. Penyebaran atau distribusi individu dalam satu populasi bias bermacam–macam, pada umumnya memperlihatkan tiga pola penyebaran, yaitu penyebaran secara acak, penyebaran secara merata, dan penyebaran berkelompok.
Penyebaran secara teratur (regular dispersion) dengan individu – individu yang kurang lebih berjarak sama satu dengan yang lain, jarang terdapat di alam, tetapi umumnya di dalam suatu ekosistem yang dikelola, dan disini tanaman atau pohon memang sengaja datur seperti itu yaitu jarak yang sama untuk menghasilkan produk yang optimal.
Penyebaran acak (random dispersion) juga sangat jarang terjadi dialam. Penyebaran semacam ini biasanya terjadi apabila factor lingkunganya sangat seragam unuk seluruh daerah dimana populasi berada, selain itu tidak ada sifat – sifat untuk berkelompok dai organisme tersebut,, dalam tumbuhan ada bentuk – bentuk organ tertentu yang menunjang untuk terjadinya pengelompokan tumbuhan.
Penyebaran secara merata, umum terdapat padaa tumbuhan. Penyebaran seacam ini terjadi apabila adapersaingan yang kuat diantara individu – individu dalam populasi tersebut. Pada tumuhan misalnya untuk mendapatkan nutrisi dan ruang.
Penyebaran secara berkelompok (clumped dispersion) dengan individu – individu yang bergerombol dalam kelompok – kelompok adalah yang paling umum terdapat dialam, terutama untuk hewan

Faktor – faktor yang mempengaruhi penyebaran populasi yaitu :
1.            Distribusi sumberdaya
2.            Perilaku sosial (pada hewan)
3.            Suhu
4.            Kelembaban
5.            Cahaya
6.            Struktur tanah dan nutrient
7.            Kimia air, pH, dan salinitas
8.            Aliran air, O2, dsb.

2.4  Faktor – Faktor Pembatas Populasi
Pertumbuhan populasi dibatasi oleh faktor - faktor yang bergantung dan yang tidak bergantung pada kepadatan, yang keutuamaan relafinya bervariasi sesuai dengan spesies dan keadaan.

a.)    Faktor yang bergantung pada kepadatan
·         Persaingan demi makanan
·         Kompetisi reproduktif yaitu suatu alternatif untuk membatasi jumlah keturunan per induk ialah membatasi jumlah induknya.
·         Migrasi yaitu migrasi sering menjadi faktor utama yang tergantung pada kepadatan dalam menurunkan ukuran populasi. Karena tingkat populasi meningkat, banyak anggota bermigrasi.
·         Pemangsa dan parasitisme
Predasi adalah hubungan antara mangsa dan pemangsa (predator). Hubungan ini sangat erat sebab tanpa mangsa, predator tak dapat hidup. Sebaliknya, predator juga berfungsi sebagai pengontrol populasi mangsa. Contoh : Singa dengan mangsanya, yaitu kijang, rusa,dan burung hantu dengan tikus.
Parasitisme adalah hubungan antarorganisme yang berbeda spesies, bilasalah satu organisme hidup pada organisme lain dan mengambil makanan dari hospes/inangnya sehingga bersifat merugikan inangnya. Contoh : Plasmodium dengan manusia, Taenia saginata dengan sapi, dan benalu dengan pohon inang.  Komensalisme adalah merupakan hubunganantara dua organisme yang berbeda spesies dalam bentuk kehidupan bersama untuk berbagi sumber makanan; salah satu spesies diuntungkan dan spesies lainnya tidak dirugikan.
Ketika populasi mangsa meningkat, pemangsa dapat memanennya dengan lebih mudah. Parasit dapat berpindah-pindah dari individu ke individu dengan lebih mudah karena kepadatan populasi inangnya meningkat.
·         Kompetisi intraspesies untuk sumberdaya yang terbatas
·         Cekaman akibat kepadatan
·         Penumpukkan toksin yang dapat menyebabkan laju pertumbuhan populasi menurun pada kepadatan populasi yang tinggi ketika kepadataan populasi meningkat dan akhirnya dapat menstabilkan suatu populasi di dekat daya tampungnya.

b.)    Faktor Yang Tidak Bergantung Pada Kepadatan
Seperti kejadian-kejadian karena iklim dan kebakaran atau bencana lainnya. sehingga menurunkan populasi pada masa tertentu yang terlepas dari tingkat kepadatannya. Hal ini mendorong mortalitas yang sedemikian luasnya sehingga mendorong populasi jauh di bawah tingkat sebelumnya. Contoh: organisme kecil seperti serangga yang tidak bergantung pada kepadatan yang terjadi terus menerus secara musiman ( ukuran populasi banyak spesies ).Faktor-faktor itu mengerahkan pengaruhnya dengan mengabaikan populasi pada saat malapetaka itu terjadi.

BAB III
PENUTUP
3.1     Kesimpulan
          Dari makalah “Karakteristik Populasi” diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.      populasi merupakan sekumpulan individu dengan ciri-ciri yang sama (spesies) yang hidup di tempat yang sama dan memiliki kemampuan bereproduksi di antara sesamanya.
2.      Ada dua ciri dasar populasi, yaitu ciri biologis dan ciri statistik. Ciri biologis yaitu ciri-ciri yang dipunyai oleh individu-individu pembangun populasi itu. Sedangkan ciri statistik yaitu ciri – ciri uniknya sebagai himpunan atau kelompok individu – individu yang berinteraksi satu dengan  lainnya.
3.      Suatu populasi akan mengalami pertumbuhan, apabila laju kelahiran di dalam populasi itu lebih besar dar laju kematian, dengan mengasumsikan bahwa laju emigrasi.
4.      Penyebaran atau distribusi individu dalam satu populasi bias bermacam–macam, pada umumnya memperlihatkan tiga pola penyebaran, yaitu penyebaran secara acak, penyebaran secara merata, dan penyebaran berkelompok.

3.2       Saran
Setelah membaca makalah  “Karakteristik Populasi” semoga pembaca dapat memberikan saran yang bersifat membangun agar makalah ini  dapat menjadi lebih baik dari sebelumnya.



DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Dinamika Populasi. http://praycorp.blogspot.com/. Diakses pada tanggal 21 Oktober 2014.
Eka, R. 2011. Populasi. http://roryblog-rory.blogspot.com/. Diakses pada tanggal 21 Oktober 2014.
Haeryn. 2012. Pertumbuhan Populasi. http://haeryn.wordpress.com/. Diakses pada tanggal 21 Oktober 2014.
Joshua, B. 2011. Populasi. http://ecologybiostat.blogspot.com/. Diakses pada tanggal 21 Oktober 2014.
Nur, R. 2014. Pola Penyebaran Individu Dalam Populasi. http://riskynurhikmayani.blogspot.com/. Diakses pada tanggal 21 Oktober 2014.
Wikipedia. ______. Populasi. http://id.wikipedia.org/. Diakses pada tanggal 21 Oktober 2014.


{ 1 comments... read them below or add one }

- Copyright © ZeroMaru ZeOS Sprada - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by ZeroMaru ZeOS Sprada -