- Back to Home »
- Tugas »
- Dasar-Dasar Hortikultura : Wortel dan Penanganan Pasca Panen
Posted by : Zero Kun
18 Jan 2015
Wortel dan Penanganan Pasca Panen
1.
Pengertian Pasca Panen
Dalam
bidang pertanian istilah pasca panen diartikan sebagai berbagai tindakan atau
perlakuan yang diberikan pada hasil pertanian setelah panen sampai komoditas
berada di tangan konsumen. Istilah tersebut secara keilmuan lebih tepat disebut
Pasca produksi (Postproduction) yang
dapat dibagi dalam dua bagian atau tahapan, yaitu pasca panen
(postharvest) dan pengolahan (processing).
Penanganan
pasca panen (postharvest) sering
disebut juga sebagai pengolahan primer (primary
processing) merupakan istilah yang digunakan untuk semua perlakuan dari
mulai panen sampai komoditas dapat dikonsumsi “segar” atau untuk
persiapan pengolahan berikutnya. Umumnya perlakuan tersebut tidak mengubah
bentuk penampilan atau penampakan, kedalamnya termasuk berbagai aspek dari
pemasaran dan distribusi. Pengolahan (secondary processing) merupakan tindakan yang mengubah hasil
tanaman ke kondisi lain atau bentuk lain dengan tujuan dapat tahan lebih lama
(pengawetan), mencegah perubahan yang tidak dikehendaki
atau untuk penggunaan lain. Ke dalamnya termasuk pengolahan pangan
dan pengolahan industri
Penanganan
pasca panen bertujuan agar hasil tanaman tersebut dalam
kondisi baik dan sesuai/tepat untuk dapat segera dikonsumsi atau untuk bahan
baku pengolahan. Prosedur/perlakuan dari penanganan pasca panen berbeda untuk
berbagai bidang kajian antara lain :
a)
Penanganan pasca
panen pada komoditas perkebunan yang ditanam dalam skala luas seperti kopi,
teh, tembakau dll., sering disebut pengolahan primer, bertujuan
menyiapkan hasil tanaman untuk industri pengolahan, perlakuannya
bisa berupa pelayuan, penjemuran, pengupasan, pencucian, fermentasi dll.
b)
Penanganan pasca
panen pada produksi benih bertujuan mendapatkan benih yang baik dan
mempertahankan daya kecambah benih dan vigornya sam pai waktu penanaman.
Teknologi benih meliputi pemilihan buah, pengambilan biji, pembersihan,
penjemuran, sortasi, pengemasan, penyimpanan, dll.
c)
Penanganan pasca
panen pada komoditas tanaman pangan yang berupa biji-bijian (cereal/grains),
ubi-ubian dan kacangan yang umumnya dapat tahan agak lama disimpan, bertujuan
mempertahankan komoditas yang telah dipanen dalam.
Kondisi baik serta layak dan tetap enak
dikonsumsi. Penanganannya dapat berupa
pemipilan/perontokan, pengupasan, pembersihan, pengeringan (curing/drying),
pengemasan, penyimpanan, pencegahan serangan hama dan penyakit, dll. Penanganan
pasca panen hasil hortikultura yang umumnya dikonsumsi segar dan mudah “rusak”
(perishable), bertujuan mempertahankan kondisi segarnya dan mencegah
perubahan-perubahan yang tidak dikehendaki selama penyimpanan,
seperti pertumbuhan tunas, pertumbuhan akar, batang bengkok, buah keriput,
polong, alot, ubi berwarna hijau (greening), terlalu
matang, dll. Perlakuan dapat berupa : pembersihan, pencucian ,
pengikatan, curing, sortasi, grading, pengemasan, penyimpanan
dingin, pelilinan, dll.
2.
Wortel
Tanaman
wortel merupakan sayuran dataran tinggi. Tanaman ini bisa ditanaman sepanjang
tahun baik musim kemarau maupun musim hujan. Lingkungan tumbuh yang dibutuhkan
yaitu dengan suhu udara yang dingin dan lembab. Untuk pertumbuhan dan produksi
umbi dibutuhkan suhu udara optimal antara 15,6-21,10oC. Suhu udara yang
terlalu tinggi (panas) seringkali menyebabkan umbi kecil-kecil (abnormal) dan
berwarna pucat/kusam. bila suhu udara terlalu rendah (sangat dingin), maka umbi
yang terbentuk menjadi panjang kecil.
Keadaan
tanah yang cocok untuk tanaman wortel adalah subur, gembur, banyak mengandung
bahan organik (humus), tata udara dan tata airnya berjalan baik (tidak
menggenang). Jenis tanah yang paling baik adalah andosol. Jenis tanah ini pada
umumnya terdapat di daerah dataran tinggi (pegunungan). Tanaman ini dapat
tumbuh baik pada keasaman tanah (pH) antara 5,5-6,5 dan untuk hasil optimal
diperlukan pH 6,0-6,8. Pada tanah yang pH-nya kurang dari 5,0, tanaman wortel
akan sulit membentuk umbi.
Di
Indonesia wortel umumnya ditanam di dataran tinggi pada ketinggian 1.000-1.200
m dpl. Tanaman ini dapat pula ditanam di dataran medium (ketinggian lebih dari
500 m dpl.), tetapi produksi dan kualitas kurang memuaskan.
3.
Teknik Budidaya Wortel
Untuk mendapatkan hasil yang optimal, sumber benih yang menjadi
bibit harus memenuhi syarat berikut : Tanaman tumbuh subur dan kuat, bebas hama
dan penyakit/sehat, bentuknya seragam, dari jenis yang berumur pendek dan
berproduksi tinggi.
Biji
wortel di taburkan langsung di tempat penanaman, dapat disebarkan merata di
bedengan atau dengan dicicir memanjang dalam barisan. Jarak barisan paling
tidak 15 cm, kemudian kalau sudah tumbuh dapat dilakukan penjarangan sehingga
tanaman wortel itu berjarak 3-5 cm satu sama lain. Para petani sayuran jarang
menggunakan lebih dari 10 kg benih untuk tiap hektar. Biji wortel akan mulai
berkecambah setelah 8-12 hari.
Untuk mengolah lahan, pertama, olah tanah sedalam 30-40
cm hingga strukturnya gembur dengan alat bantu cangkul, bajak/traktor. Lalu,
olah tanah untuk kedua kalinya dengan cangkul dan buat bedengan-bedengan dengan
ukuran lebar 120-150 cm, tinggi 30-40 cm, jarak antar bedengan 50-60 cm dan
panjang tergantung pada keadaan lahan. Terakhir, pembuatan lubang tanam dengan
cara tanah diolah sedalam 30-40 cm.
Lakukan
pengapuran bila pH tanah asam di bawah 5 dengan cara menaburkan bahan kapur
seperti Calcit, Dolomit atau Zeagro 1 secara merata di permukaan tanah. Dosis
kapur yang diberikan berkisar antara 0,75-10,24 ton/ha. Campurkan kapur dengan
lapisan tanah atas (top soil) sambil dibalikan hingga benar-benar merata. Bila
tidak turun hujan, tanah yang telah dikapur sebaiknya disiram (diairi) hingga
cukup basah.
Untuk
penanaman yang baik lakukanlah langkah-langkah berikut :
- Sebarkan
(taburkan) benih wortel secara merata dalam alur-alur/garitan-garitan yang
tersedia.
- Tutup
benih wortel dengan tanah tipis sedalam 0,5-1 cm.
- Buat
alur-alur dangkal sejauh 5 cm dari tempat benih arah barisan (memanjang)
untuk meletakkan pupuk dasar. Jenis pupuk yang diberikan adalah campuran
TSP ± 400 kg (± 200 kg P2 O5/ha) dengan KCl 150 kg (± 75 kg K2O/ha).
- Sebarkan
pupuk tersebut secara merata, kemudian tutup dengan tanah tipis.
- Tutup
tiap garitan (alur) dengan dedaunan kering atau pelepah daun pisang selama
7-10 hari untuk mencegah hanyutnya benih wortel oleh percikan (guyuran)
air sekaligus berfungsi menjaga kestabilan kelembaban tanah. Setelah benih
wortel tumbuh di permukaan tanah, penutup tadi segera di buka kembali.
Penjarangan
tanaman wortel dilakukan pada saat tanaman berumur 1 bulan setelah tanam.
Tujuan penjarangan adalah untuk memperoleh tanaman wortel cepat tumbuh dan
subur, sehingga hasil produksinya dapat tinggi.
Rumput-rumput
liar (gulma) yang tumbuh disekitar kebun merupakan pesaing tanaman wortel dalam
kebutuhan air, sinar matahari, unsur hara dan lain-lain, sehingga harus
disiangi. Waktu penyiangan biasanya saat tanaman wortel berumur 1 bulan,
bersamaan dengan penjarangan tanaman dan pemupukan susulan. Cara menyiangi yang
baik adalah membersihkan rumput liar dengan alat bantu kored/cangkul.
Pendangiran
dilakukan pada saat umur tanaman 1 bulan, yaitu pada saat tanaman akan
membentuk umbi, terutama sehabis hujan. Saat pendangiran ini dilakukan juga
pembubunan.
Jenis
pupuk yang digunakan untuk pemupukan adalah urea atau ZA. Dosis pupuk yang
sesuai adalah urea 100 kg/ha atau ZA 200 kg/ha. Waktu pemberian pupuk dilakukan
bersamaan dengan kegiatan penyiangan, yakni pada saat tanaman wortel berumur 1
bulan. Cara pemupukan yang baik adalah dengan menyebarkan secara merata dalam
alur-alur atau garitan-garitan dangkal atau dimasukkan ke dalam lubang pupuk
(tugal) sejauh 5-10 cm dari batang wortel, kemudian segera ditutup dengan tanah
dan disiram atau diairi hingga cukup basah.
Pada
fase awal pertumbuhannya, tanaman wortel memerlukan air yang memadai, sehingga
perlu disiram (diairi) secara kontinyu 1-2 kali sehari, terutama pada musim
kemarau. Bila tanaman wortel sudah tumbuh besar, maka pengairan dapat
dikurangi. Hal penting yang harus diperhatikan adalah agar tanah tidak
kekeringan.
4.
Panen
Wortel
dapat dipanen pada umur sekitar 3-4 bulan. Untuk mengetahui waktu panen adalah
dengan melihat daun tanaman wortel, yaitu apabila telah menguning dalam keadaan
wajar artinya kuning bukan karena serangan hama atau penyakit dan diameter
umbinya telah cukup besar yaitu sekitar 2 cm atau lebih. Pemanenan dilaksanakan
pada pagi hari dengan menggunakan alat bantu seperti garpu dan cangkul. Umbi
wortel diangkat beserta batangnya untuk memudahkan pengangkutan sehingga tiap
untaian mudah dijinjing atau dipikul tanpa ada yang terluka.
5.
Pasca Panen
Sesuai panen umbi wortel petani perlu
segera melakukan penanganan pasca panen. Kebiasaan pokok penanganan pasca panen
adalah sebagai berikut :
a. Pengumpulan hasil
Kumpulkan seluruh rumpun (tanaman) wortel yang usai
dipanen pada suatu tempat yang strategis, misalnya dipinggir kebun yang teduh,
atau digudang penyimpanan hasil
b. Pembersihan
Bersihkan tiap umbi wortel dari daun, tangkai, akar,
maupun tanah yang masih menempel. Tangkai daun disisakan secukupnya.
c. Pencucian dan penirisan
Cuci umbi wortel pada saluran air yang mengalir, atau
dalam bak dengan cara disemprot air. Tiriskan umbi
ditempat yang kering atau rak-rak penirisan.
d. Seleki dan klasifikasi
Setelah pencucian, dilakukan sortasi untuk memisahkan
umbi yang besar, sedang dan kecil. Umbi yang rusak dan terluka dipisahkan
karena mudah terkena infeksi mikrobia pembusuk. Sebaiknya umbi yang rusak ini
dimanfaatkan untuk makanan ternak atau untuk kompos, sedangkan yang telah
membusuk sebaiknya dibakar dan/atau dibuang.Umbi yang telah disortasi dapat
diikat menjadi untaian sekitar 10-15 umbi untuk setiap untaian agar kelihatan
lebih menarik dan segar sehingga disenangi oleh konsumen. Ikat umbi menjadi
ikatan-ikatan tertentu. Sehingga praktis dalam pengangkutan dan penyimpanannya.
Potong sebagian tangkai daun untuk disisakan sekitar 15-20 cm.
e. Penyimpanan
Umbi
wortel yang telah siap disimpan, ditempatkan berjajar di lantai ruangan dengan
dialasi daun pisang atau ditempatkan di rak-rak yang telah tersedia atau
digantung berjajar pada gantungan. Ruang penyimpanan berupa
ruang yang teduh dan terhindar dari sinar matahari langsung. Untuk
menjaga kualitas perlu pengetahuan mengenai temperatur dan kelembaban ruangan
penyimpanan. Temperatur ruangan sekitar 32°–40° F, kelembaban sekitar 90 –
95 % dan aerasi cukup baik.
f. Pemasaran
Untuk pengiriman yang memerlukan waktu tempuh sekitar 2 –
3 jam dapat dilakukan pengemasan dalam bentuk untaian yang disusun dengan baik
dalam keranjang agar aerasi cukup baik dan ditutup dengan daun pisang.
Selanjutnya bak kendaraan ditutup dengan kain terpal agar terhindar dari sinar
matahari. Sebaiknya pengiriman dilakukan pada pagi atau sore hari. Untuk
pengiriman dengan jarak tempuh yang jauh sebaiknya dilakukan dengan kendaraan
box yang berpendingin.
g. Pengeringan
Selain dalam bentuk segar untuk dikonsumsi sebagai juice
dan sayur, umbi wortel juga dapat dikeringkan untuk dijadikan sebagai sayuran
kering serta untuk dijadikan sebagai
tepung dan dikemas dalam kaleng untuk bahan makanan yang bergizi terutama untuk
makanan bayi.
masukan pustaka, biar jelas sumbernya dari mana.
BalasHapus