- Back to Home »
- Tugas »
- Dasar-Dasar Agronomi : Tugas Awal Praktikum 1
Posted by : Zero Kun
31 Jan 2015
Tugas Awal Praktikum 1
Soal
!
1. Jelaskan secara mendalam sejarah perkembangan tingkat
tindakan agronomi manusia ?
2. Jelaskan pengertian dibawah ini ?
a. Agronomi Secara harfiah ?
b. Agronomi Secara keilmuan ?
c. Fokus Agronomi ?
d. Sarana Agronomi ?
3. Jelaskan proses teknik pengolahan lahan sebelum proses
penanaman ?
4. Jelaskan syarat benih unggul (Sesuai Komoditi
masing-masing) ?
5. Jelaskan secara keilmuan apa perbedaan antara biji,
benih, dan bibit ?
Jawaban !
1. Tindak agronomi adalah suatu cara untuk menghasilkan
produksi yang maksimal. Pertanian purba belum bisa dikatan sebagai bagian dari
agronomi karena belum melakukan tindakan agronomi, misalnya:
·
Tidak
melakukan pengolahan tanah, mereka hanya membakar hutan kemudian menanaminya.
·
Tidak
memelihara tanaman, karena meraka setalah menanam tanaman kemudian
meninggalkannya yang pada kemudian hari dipanen.
·
Berpindah-pindah.
·
Tidak
berusha mencari produksi maksimum.
Pada awal kehidupan manusia di bumi, hanya hidup dari mencari makan dari
hasil hutan secara langsung. Perkembangan berikutnya, semakin banyak anggota
kelompoknya, lalu ada tempat untuk menetap dan mulai bercocok tanam di lahan
sekitar tempat tinggalnya dan mulai memelihara ternak dan terbentuklah
pekarangan.
Setelah itu, berkembang untuk membuka lahan di hutan untuk bercocok tanam,
sehingga hanya dapat ditanami beberapa tahun lalu pindah tempat, sering dikenal
dengan lahan berpindah. Semakin bertambahnya penduduk, sistem-sistem
tersebut tidak dapat dipertahankan, lalu berusaha untuk tetap mempertahankan
tingkat kesuburan tanahnya dan mulai dikenal teknik budidaya (agronomi). Ketidakseimbangan
penambahan jumlah penduduk dibanding penambahan hasil pangan menjadi persoalan
yang dipelajari oleh bidang Agronomi. Antara lain usahanya dengan perluasan
lahan, penggunaan varietas unggul, peningkatan manajemen dalam berbagai tindak
agronomi dan pelaksanaanya.
Tingkat
awal dari tindakan agronomi dimulai ketika menetapnya seseorang peladang
menghuni suatu areal. Di sekitar rumahnya, peladang tersebut menanam tanaman
lebih intensif.
Tindak
agronomi yang sudah sempurna ditandai oleh adanya lapang produksi, pengelolaan
yang terencana, memiliki minat untuk mencapai produksi maksimum dengan
menerapkan berbagai ilmu dan teknologi. Tingkatan tindak agronomi berjenjang
dari yang sederhana sampai dengan yang maju. Nilainya tergantung pada tingkat ketiga
pengertian pokok agronomi.
Sementara
itu tingkat lapang produksi beragam dari yang kotor samapai yang bersih dan
dari yang tradisional samapai dengan yang modern dengan penyerapan teknologi
maju. Tingkatan tindak agronomi dicerminkan oleh tingkatan pengelolaan lapang
produksi.
Tingkat pengelolaan dengan sistem pola tanam tunggal akan berbeda dengan
tingkat pengelolaan dengan sistem pola tanam tumpang sari atau multiple
cropping. Tingkat tindak agronomi, tingkat pengetahuan petani dan penerapan
teknologi selalu meningkat sesuai dengan minat petani. Dalam hal demikian
produk agronomi yang meningkat akan menghasilkan laju produksi maksimum yang
meningkat pula. Tingkat maksimum dari suatu tindak agronomi ditentukan oleh
unsur-unsur genetik dan lingkungan dari objek agronomi. Kedua unsur agronomi
tercakup dalam lingkup agronomi.
Tingkatan tindak agronomi, dicirikan 3 hal yaitu pertama yakni tingkat
lapangan produksi Lapangan produksi kotor, jarak tanam tidak teratur, hama
& gulma tidak terkendali: mencirikan tindak agronomi rendah. Kedua yakni
tingkat pengelolaan Tanaman unggul, pemupukan dan pengendalian hama penyakit
intensif: tindak agronomi tinggi. Dan terakhir yakni tingkat tujuan produksi
maksimum Biasanya keterbatasan dana menyebabkan petani tidak bisa mengelola
lahan dengan baik: tingkat tindak agronomi rendah
2. a.) Secara harfiah, kata agronomi berasal dari kata agros
dan nomos. Agros berarti lapangan, dan nomos yang memiliki arti pengelolaan.
Jadi secara harfiah, agronomi dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang
mempalajari cara pengeloaan tanaman dan tanah di mana tanaman tumbuh untuk
memperoleh hasil yang maksimal.
b.) Menurut Sumantri (1980), agronomi adalah ilmu yang
mempelajari segala aspek biofisik yang berkaitan dengan usaha penyempurnaan budidaya
tanaman untuk memperoleh produksi fisik secara maksimal. Sedangkan menurut Sri
Setyati Harjadi (1986), agronomi adalah cara pengelolaan tanaman pertanian dan
lingkungan untuk memperoleh produksi yang maksimal.
c.) Fokus agronomi adalah
lapangan produksi, ia bisa sebidang tanah, bak, pot, gelas plastik dan
lain-lain, letak alamiah atau bisa juga artifisial atau buatan.
d.) Sarana agronomi yang
bisa menjadi pelengkap lapang adalah sarana teknologi, misalnya sarana
pengolahan, sarana penyimpanan, dan sarana pengangkutan produksi. Sarana juga
dapat berbentuk penyuluhan dan kegiatan kelompok.
3. Tehnik pengolahan lahan sebelum proses penanaman pada
lahan sawah :
a) Proses pengolahan lahan sawah yang baik diawali dengan
cara melakukan pemisahan jerami, sisa – sisa panen yang tidak terangkat, rumput
dan tanaman gulma lainnya. Agar supaya jerami dan sisa – sisa tanaman lainya
tidak dibakar. Maka untuk memudahkan proses pengolahan lahan, sebaiknya jerami
dipisahkan dan dikumpulkan disekitar pematang (pinggiran petakan).
b) Apabila tanah
setelah mengalami musim kemarau, sebelum diolah tanah sebaiknya digenangi air
terlebih dulu beberapa hari agar pori-pori tanah membuka dan tekstur tanah
menjadi lembek.
c) Setelah tanah menjadi lembek, artinya tanah siap untuk
diolah.
d) Pengolahan pertama dilakukan dengan cara dibajak, bisa
menggunakan bajak/singkal dengan bantuan sapi atau kerbau. atau bisa juga
menggunakan bajak traktor tangan. Proses pembajakan ini dilakukan dengan cara
membalikan lapisan olah tanah agar sisa – sisa tanaman seperti rumput, dan
jerami dapat terbenam. Setelah tanah dibajak, maka dibiarkan beberapa hari,
agar terjadi proses fermentasi untuk membusukan sisa tanaman dan jerami di
dalam tanah.
e) Selama proses tersebut sebaiknya ditambahkan bahan
organik lainnya seperti pupuk kandang dan pupuk hijau. Agar kandungan hara
dalam tanah dapat meningkat. Penggunaan bahan organik bertujuan untuk
memperbaiki sifat fisika, kimia dan biologi tanah. Gunakan bahan organik atau
pupuk kandang sebanyak 2-3 ton/ha, seperti kompos, jerami, pupuk
kandang/kotoran sapi atau ayam, pupuk hijau dan pupuk organik lainnya. Pupuk
kandang dan sumber organik lainnya digunakan pada saat pengolahan lahan untuk
meningkatkan kesuburan tanah dan kadar bahan organik tanah. Dan menyediakan
mikro hara dan faktor-faktor pertumbuhan lainnya yang biasanya tidak disediakan
oleh pupuk kimia (anorganik). Penggunaan bahan-bahan ini juga dapat
meningkatkan pertumbuhan mikroba dan perputaran hara dalam tanah.
f) Kemudian dilakukan proses pengolahan kedua yaitu proses
penggemburan atau proses pencampuran antara bahan organik dengan tanah. Proses
ini dimaksudkan agar bahan organik dapat menyatu dengan lapisan olah tanah.
Diusahakan selama pengolahan ini pasokan air agar mencukupi. Jangan terlalu
kering dan jangan terlalu basah. Proses pencampuran ini dilakukan sampai bahan
organik benar-benar menyatu dan melumpur dengan lapisan olah tanah.
g) Proses selanjutnya permukaan tanah diratakan dengan
bantuan alat berupa papan kayu yang ditarik sapi atau kerbau, atau dengan menggunakan
traktor tangan. Proses ini dimaksudkan agar lapisan olah tanah benar-benar siap
untuk di tanami tanaman padi pada saat tandur dilaksanakan.
h) Waktu yang dibutuhkan selama proses pengolahan tanah ini
berkisar antara 16 – 18 hari. Penyiangan, sisa – sisa tanaman sebaiknya
dikeringkan lalu dikubur dalam – dalam agar meningkatkan kesuburan tanah. Sisa
tanaman juga dapat digunakan untuk kompos. Pemberian air secara teratur agar
tidak terjadi kekeringan.
Tehnik pengolahan lahan sebelum
proses penanaman pada pekarangan :
a)
Pengolahan Lahan.
Lahan dibersihkan dari tanaman liar, namun jangan menggunakan bahan kimia
karena dapat merusak tanah. Setelah debersihkan, perlu diberi pupuk organik
agar tanah menjadi gembur kembali, selanjutnya bisa diberi pupuk kimia.
b)
Menentukan Tata
Letak Tanaman. Diperlukan untuk pengaturan cahaya matahari yang dapat ditangkap
oleh tanaman, dan kerapatan populasi tanaman.
c)
Pemeliharaan.
Penyiangan, sisa – sisa tanaman sebaiknya dikeringkan lalu dikubur dalam –
dalam agar meningkatkan kesuburan tanah. Sisa tanaman juga dapat digunakan
untuk kompos. Pemberian air secara teratur agar tidak terjadi kekeringan.
Tehnik pengolahan lahan sebelum
proses penanaman pada tegal :
a)
Tanaman semusim
pada lahan kering idealnya ditanam pada lereng. Lahan dengan tanah bersolum
sedang-dalam dengan lereng 15-40%, penanaman tanaman semusim masih dapat
dilakukan, namun harus dikombinasikan dengan tanaman tahunan. Proporsi tanaman
tahunan harus semakin besar dengan semakin tingginya kemiringan lahan. Selain proporsi
tanaman, penerapan teknik konservasi tanah juga harus dilakukan.
b)
Untuk mencegah
erosi, dilakukan penanaman tanaman penutup tanah seperti tanaman legum yang
menjalar, semak perdu atau pohon, maupun rumput – rumputan dan tumbuh-tumbuhan
lainnya, serta sisa-sisa tanaman yang ditujukan untuk mengendalikan erosi dan
aliran permukaan.
c)
Selain dengan cara
vegetasi seperti cara diatas, dapat juga secara mekanis. Pembuatan berbagai
macam teras (bangku, gulud, kebun, individu), rorak, pembuatan berbagai macam saluran
pembuangan air, dan saluran drainase lainnya.
d)
Sebelum ditanami,
tanah harus diolah dengan baik. Tanah dicangkul secara merata, agar humus yang
berada di permukaan bisa tercampur.
e)
Setelah tanah
dicangkul, campurkan dengan pupuk organik agar kandungan unsur hara tanah
meningkat.
4. Ciri benih yang berkualitas (unggul) adalah sebagai
berikut :
· Benih unggul saat ini memiliki
kontribusi input 10 % dari total biaya produksi, namun kualitas dan
karakteristiknya merupakan hal yang sangat krusial dalam mempengaruhi proses
pertumbuhan dan produktivitas secara keseluruhan.
· Benih Unggul selain bergantung
kepada lingkungan juga sangat ditentukan karakteristik genetik yang dibawa
benih.
· Benih unggul harus diperoleh
melalui suatu program pemuliaan jangka panjang yang konsisten dan jelas
asal-usulnya dan dilakukan secara profesional.
· Bahan unggul juga harus
sudah terbukti dan teruji setelah ditanam secara komersial dan luas di tinggkat
petani, serta mampu memberikan hasil pertumbuhan dan produktivitas yang baik,
terutama secara ekonomi.
· Kemudahan dalam memperoleh
informasi tentang kualitas, prosedur dan proses memperolehnya, keamanan dalam
pendistribusian serta layanan purna jual juga menentukan pemilihan bahan
tanaman (benih).
· Benih unggul juga harus di kemas
dan di di tangani secara profesional sehingga sifat unggul yang sdh ada tidak
mengalami drop sesudah di lapang.
Sehingga apabila benih bermutu tsb ditanam akan tumbuh
dan menghasilkan bibit-bibit unggul dengan ciri-ciri sebagai berikut :
• Pertumbuhan bibit seragam.
• Menghasilkan bibit yang sehat dengan akar yang banyak.
• Ketika bibit dipindah, tumbuh lebih cepat, kokoh dan
menghijau
• Tahan hama dan penyaakit
• Produktivitas tinggi, sehingga meningkatkan pendapatan
petani.
5. a. Biji adalah salah satu bagian tanaman yang berfungsi
sebagai unit penyebaran (dispersal unit) perbanyakan tanaman secara alamiah.
b. Benih merupakan biji tanaman yang telah mengalami
perlakuan sehingga dapat dijadikan sarana dalam memperbanyak tanaman.
c. Bibit merupakan benih yang telah berkecambah
Pembibitan/pesemaian menurut Sunaryono & Rismunandar, (1984) ialah menabur
atau menyebartumbuhkan atau menanam biji/benih pada suatu tempat khusus yang
memenuhi persyaratan-persyaratan untuk tumbuhnya biji atau benih hingga
diperoleh perkecambahan atau pertunasan (bibit) yang cepat dan baik.
Askіng questions are in fact good thіng if you aгe
BalasHapusnot understanding ѕomething totally, һowever thhis paragraph
offers nice understanding even.