- Back to Home »
- Laporan »
- Laporan Lengkap Praktikum : Nutrisi Tanaman
Posted by : Zero Kun
2 Agu 2015
LAPORAN
LENGKAP PRAKTEK
NUTRISI TANAMAN
KELOMPOK 2
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2015
LAPORAN LENGKAP PRAKTEK
NUTRISI TANAMAN
Disusun sebagai Salah Satu
Syarat untuk
Menyelesaikan Mata Kuliah Nutrisi
Tanaman
KELOMPOK 2
MUHAMMAD FAWZUL ALIF
NUGROHO E 281 13 002
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2015
HALAMAN
PENGESAHAN
|
Tujuan : Untuk Mengetahui Pengaruh Hara dari Pupuk yang Diberikan
Terhadap Pertumbuhan Tanaman
Kelompok : II (Dua)
Anggota : Muhammad
Fawzul Alif Nugroho
Stambuk : E 281 13 002
Program Studi : Agroteknologi
Jurusan :
BudidayaPertanian
Fakultas : Pertanian
Universitas : Tadulako
Palu, Juni 2015
Mengetahui,
Koordinator
Asisten
Samsu .
E 281
10 057
|
Asisten
Penanggung Jawab
Moh.
Syukur Djufri
E 281
10 055
|
||
Menyetujui,
Dosen
Penanggung Jawab
Praktek
Mata Kuliah Nutrisi Tanaman
Dr.
sc.agr. Ir. Henry N. Barus, M.Sc.
NIP.19651105
199203 1 004
|
I. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pertumbuhan dan mutu tanaman sangat dipengaruhi oleh kadar nutrisi yang
tersedia dalam media tanam dan dapat diserap oleh tanaman. Beraneka ragam unsur
dapat ditemukan di dalam tubuh tumbuhan, tetapi tidak berarti bahwa seluruh
unsur–unsur tersebut dibutuhkan tumbuhan untuk kelangsungan hidupnya.
Pertumbuhan, perkembangan dan produksi suatu tanaman ditentukan oleh dua
faktor utama yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Salah satu faktor
lingkungan yang sangat menentukan pertumbuhan, perkembangan dan produksi suatu
tanaman adalah tersedianya unsur-unsur hara yang cukup di dalam tanah.
Berdasarkan uraian tersebut maka perlu dilakukannya praktek nutrsi tanaman ini
agar praktikan dapat mengetahui pengaruh pupuk yang diberikan terhadap
pertumbuhan tanaman.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktek Nutrisi Tanaman tentang Unsur Hara
Tanaman adalah untuk mengetahui pengaruh hara dari pupuk yang diberikan
terhadap pertumbuhan tanaman.
Kegunaan dari praktek
Nutrisi Tanaman tentang Unsur Hara Tanaman adalah agar mahasiswa sebagai
praktikan dapat mengetahui pengaruh hara dari pupuk yang diberikan terhadap
pertumbuhan tanaman.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi
Tanaman Terong (Solanum melongena L).
Tanaman
terong diklasifikasikan dalam Kingdom Plantae, Divisi Magnoliophyta, Kelas
Magnoliopsida, Ordo Solanales, Famili Solanaceae, Genus Solanum, dan Spesies Solanum
melongena L. (Pranitasari, 2011).
2.2 Morfologi Tanaman Terong (Solanum
melongena L.)
Karakteristik dari terong ungu (Solanum melongena L.) batang bulat,
berkayu, percabangan simpodial, berambut, berduri, putih kotor, dan tumbuh
hingga setinggi 40 sampai 150 cm (16 sampai 57 inci). Daun bulat besar, ujung
runcing, pangkal bertekuk, tepi berombak, pertulangan menyirip, hijau, dan
lobus yang kasar, ukuran panjangnya 10 sampai 20 cm (4 sampai 8 inci) dan
lebarnya 5 sampai 10 cm (2 sampai 4 inci). Bunga berwarna putih hingga ungu
dengan mahkota lima lobus. Benang sarinya berwarna kuning. Buah berisi tepung,
lonjong, diameter buah kurang dari lima cm. Biji pipih, kecil, kuning, dan
licin. Akar tunggang dan berwarna cokelat muda (Rukmanasari, 2010).
Terung termasuk tanaman setahun yang
berbentuk perdu. Batangnya rendah (pendek), berkayu, dan bercabang. Tinggi
tanaman bervariasi antara 50 sampai 150 cm, permukaan kulit batang, cabang
ataupun daun tertutup oleh bulu-bulu halus. Daunnya berbentuk bulat panjang
dengan pangkal dan ujungnya sempit, namun bagian tengahnya lebar. Letak daun
berselang-seling, dan bertangkai pendek. Benga terung bentuknya mirip bintang,
berwarna biru atau lembayung cerah sampai warna yang lebih gelap. Bunga terung
tidak mekar secara serempak dan penyerbukan bunga dapat berlangsung secara
silang ataupun menyerbuk sendiri. Buah terung sangat beragam, baik dalam bentuk
dan ukuran maupun warna kulitnya. Dari segi bentuk buah, ada yang bulat, bulat
panjang, dan setengah bulat. Ukuran buahnya antara kecil, sedang sampai besar
sedangkan warna kulit buah umumnya ungu, hijau keputihan, putih, putih
keunguan, dan hitam atau ungu tua (Rukmana, 2004).
Buah menghasilkan biji yang
ukurunnya kecil-kecil berbentuk pipih dan berwarna coklat muda. Biji ini
merupakan alat reproduksi atau perbanyakan tanaman secara generatif. Tanaman
terung memiliki akar tunggang dan cabang-cabang akar yang dapat menembus
kedalaman tanah sekitar 80 sampai 100 cm. Akar-akar yang tumbuh mendatar dapat
menyebar pada radius 40 sampai 80 cm dari pangkal batang, tergantung dari umur
tanaman dan kesuburan tanahnya (Rukmana, 2004).
2.3 Fungsi
Pupuk Organik
Usaha yang dilakukan untuk
memperbaiki kesuburan tanah adalah dengan melakukan pemupukan menggunakan pupuk
organik. Kandungan unsur hara dalam pupuk kandang tidak terlalu tinggi, tetapi
jenis pupuk ini mempunyai fungsi lain yaitu dapat memperbaiki sifat-sifat fisik
tanah seperti permeabilitas tanah, porositas tanah, struktur tanah, daya menahan
air, dan kation-kation tanah (Habib, 2012).
2.3.1 Pupuk
kandang ayam
Kotoran ayam atau bahan organik
merupakan sumber nitrogen tanah yang utama, serta berperan cukup besar dalam
memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologis tanah serta lingkungan. Di dalam
tanah, pupuk organik akan dirombak oleh organisme menjadi humus atau bahan
organik tanah. Bahan organik berfungsi sebagai pengikat butiran primer tanah
menjadi butiran sekunder dalam pembentukan agregat yang baik. Keadaan ini
berpengaruh besar pada porositas, penyimpanan dan penyediaan air serta aerasi
dan temperatur tanah. Meskipun mengandung unsur hara yang rendah, kotoran
ayam penting dalam meningkatkan
kapasitas tukar kation (KTK) tanah, menyediakan hara makro dan mikro seperti
Zn, Cu, Mo, Co, Ca, Mg, dan Si, serta dapat bereaksi dengan ion logam untuk
membentuk senyawa kompleks, sehingga ion logam yang meracuni tanaman atau
menghambat penyediaan hara seperti Al, Fe dan Mn dapat dikurangi (Habib, 2012).
2.3.2 Pupuk
kandang sapi
Kotoran sapi berperan dalam
memperbaiki sifat-sifat fisik tanah. Tanah berpasir, atau sebaliknya tanah yang
liat, dapat menjadi gembur dengan menambahkan kotoran sapi dalam jumlah yang
cukup. Daya simpan air dari tanah tersebut akan meningkat dan hara dalam tanah
juga tidak akan mudah hanyut oleh air sebab bahan organik di dalam tanah juga
berperan memegang unsur hara. Selain itu, penambahan kotoran sapi juga akan
memperkaya unsur hara di dalam tanah, meski jumlahnya sangat kecil yaitu 0,29%
N, 0,17% P2O5 dan 0,35% K2O tergantung dari
jenis makanan yang diberikan pada sapi (Prihandini, 2007).
2.3.3 Pupuk
kandang kambing
Pupuk kandang
kambing perlu ditambahkan kedalam tanah, karena pupuk kandang kambing yang telah mengalami dekomposisi dapat memperkaya zat hara tanah,
juga berperan sebagai perbaikan sifat fisik tanah, tata ruang udara tanah,
mempertinggi daya ikat tanah terhadap zat hara sehingga tidak mudah larut oleh
air hujan dan meningkatkan daya agregat tanah. Selain itu, bahan organik juga
dapat meningkatkan sifat biologi tanah. Pupuk kandang dari kambing mengandung 0,97% Nitrogen, 0,69% Fosfor, dan 1,66 % Kalium. Peranan dari
pupuk kandang kambing antara lain dapat mengembangkan beberapa unsur hara seperti Fosfor, Nitrogen, Sulfur dan
Kalium, dapat meninkatkan Kapasitas Tukar Kation (KTK) tanah, melepaskan unsur P dari oksida Fe
dan Al, dapat memperbaiki sifat fisik dan struktur tanah, dan dapat membentuk senyawa kompleks dengan unsur hara makra dan mikro sehinggan dapat
mengurangi proses pencucian unsur hara (Hadad, 2013).
2.4 Fungsi
Unsur Hara dan Gejala Defisiensi
Sebagaimana
organisme hidup lainnya, tanaman secara umum dalam pertumbuhannya memerlukan
bahan makanan yang disebut unsur hara. Unsur hara tersebut terdiri dari
unsur hara makro dan unsur hara mikro. Masing-masing unsur tersebut mempunyai
peran dan fungsi yang menunjang di dalam pertumbuhan tanaman. Kekurangan
salah satu atau beberapa unsur hara akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman
tidak sebagaimana mestinya yaitu ada kelainan atau penyimpangan-penyimpangan
dan banyak pula tanaman yang mati muda yang sebelumnya tampak layu dan
mengering (Habib, 2012).
2.4.1 NPK
Pupuk
NPK adalah pupuk buatan yang berbentuk cair atau padat yang mengandung unsur
hara utama nitrogen, fosfor, dan kalium. Pupuk NPK merupakan salah satu jenis
pupuk majemuk yang paling umum digunakan.
Nilai N adalah persentase unsur nitrogen berdasarkan
berat dari pupuk. Nilai P dan K
mewakili bentuk oksidanya dalam bentuk P2O5
dan K2O. Unsur nitrogen membantu dalam pertumbuhan vegetatif
dari tanaman terutapa daunnya, unsur fosfor membantu dalam pertumbuhan akar dan
tunas, dan unsur kalium membantu dalam pebungaan dan pembuahan. Kadar relatif
N, P2O5, dan K2O pada pupuk NPK berbeda-beda
tergantung label pupuknya (Alparizzi, 2014).
Pertumbuhan
tanaman selalu membutuhkan unsur hara dalam menghasilkan akar, batang, daun,
bunga, dan buah sebagai menghasilkan produksi buah yang sesuai, dari segi
tersebut unsur hara N, P, dan K sangat di butuhkan dalam jumlah besar dan
stabil, dari tersebut ada dampak kelebihan dan kekurangan unsur hara NPK. Unsur
hara N adalah sebagai bahan pembangun asam amino, protein, enzim, asam nukleat,
nucleoprotein, dan alkaloid, sehingga defisiensi N akan membatasi pembelahan
dan perbesaran sel (Kurniawan, 2013).
Unsur
hara P berperan pada proses fisiologi dan biokimia tanaman, yaitu mengaktifkan
proses metabolisme tanaman, mengatur keseimbangan senyawa pengatur tumbuh
endogen alami, mengatur partisi dan translokasi fotosintat, dan keseimbangan
antara pati dan sucrose. Kekurangan unsur hara P mengakibatkan aktivitas
metabolisme sel terganggu danberakibat pada terganggunya oksidasi karbohidrat
dan menurunkan resistensi tanaman terhadap kekeringan. Unsur hara K berfungsi
sebagai aktivator 46 macam enzim, berperan dalam proses fotosintesis,
peningkatan indeks luas daun dan meningkatkan translokasi fotosintat dari
sumber ke penerima maka kekurangan K akan membuat pertumbuhan tanaman menjadi
kerdil, daun tampak kering dan sisinya terbakar serta munculnya bercak gelap
(Kurniawan, 2013).
2.4.2 SP36
Pupuk SP36 merupakan pupuk fosfat
yang berasal dari batuan fosfat yang ditambang. Kandungan unsur haranya yakni
dalam bentuk P2O5 (fosfat) sebesar 36%, artinya setiap
100 kg SP36 didalamnya terkandung 36 kg unsur hara P dalam bentuk P2O5
(fosfat). Kandungan unsur haranya dalam bentuk P2O5 SP 36 adalah 46 % yang
lebih rendah dari TSP yaitu 36 %. Jika ditambahkan dalam air dengan ammonium
sulfat akan menaikkan serapan fosfat oleh tanaman, namun kekurangannya dapat
mengakibatkan pertumbuhan tanaman menjadi kerdil, lamban pemasakan dan produksi
tanaman rendah. Sebagai sumber unsur hara fosfor bagi tanaman, fosfat memiliki
peran sebagai pemacu pertumbuhan akar, sistem perakaran yang baik, memacu
pembentukan bunga dan masaknya buah/biji, memperbesar presentase terbentuknya
bunga menjadi buah/biji, dan menambah daya tahan tanaman terhadap gangguan
hama, penyakit dan kekeringan (Alparizzi, 2014).
2.4.3 KCl
Kaliumklorida (KCl) merupakan salah
satu jenis pupuk kalium yang juga termasuk pupuk tunggal. Kandungan unsur hara
dalam pupuk KCl adalah 60% K2O, artinya setiap 100 kg pupuk KCl
didalamnya terkandung 60 kg unsur hara K2O dari total kandungan.
Pupuk ini sangat berguna untuk meningkatkan hasil tanaman melalui fungsinya
yang mampu membantu pertumbuhan organ-organ generatif seperti biji, buah, dan
bunga. Fungsi pupuk KCl tersebut diperoleh dari senyawa K2O yang
terkandung di dalamnya. Fungsi K2O yaitu berperan dalam memperkuat
tumbuh tegak tanaman, memperkuat daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit,
hama dan kekeringan, memperbanyak pertumbuhan pati, meningkatkan hasi panen
biji-bijian, dan memperkuat ketahanan hasil panen terhadap kemungkinan
kerusakan saat pengangkutan dan penyimpanan. Kekurangan kalium menyebabkan
pertumbuhan kerdil, daun kelihatan kering dan terbakar pada sisi-sisinya,
menghambat pembentukan hidrat arang pada biji, permukaan daun memperlihatkan
gejala yang tidak merata, dan munculnya bercak coklat (Kurniawan, 2013).
2.4.4 Urea
Pupuk Urea adalah pupuk kimia yang mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi. Unsur Nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman. Pupuk Urea berbentuk butir-butir
kristal berwarna putih, dengan rumus kimia NH2CONH2,
merupakan pupuk yang mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah menghisap
air (higroskopis), karena itu sebaiknya disimpan di tempat kering dan tertutup
rapat. Pupuk urea mengandung unsur hara N sebesar 46% dengan pengertian setiap
100 kg urea mengandung 46 kg Nitrogen. Fungsi dari unsur N antara lain membuat
daun tanaman lebih hijau segar dan banyak mengandung klorofil yang berperan
penting dalam proses fotosintesis, mempercepat pertumbuhan tanaman, serta
menambah kandungan protein tanaman. Gejala kekurangan N pada tanaman yakni daun
tanaman berwarna pucat kekuningan, daun tua berwarna kuning-kuningan, dalam
keadaan yang parah daun menjadi kering dimulai dari bagian bawah ke bagian
atas, pertumbuhan lambat dan kerdil, serta perkembangan buah tidak sempurna
(Alparizzi, 2014).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktek mata kuliah Nutrisi Tanaman tentang Unsur Hara Tanaman
dilaksanakan setiap hari Rabu pukul 15.45 WITA sampai dengan selesai, dimulai
pada tanggal 6 Mei sampai dengan 16 Juni 2015. Praktek ini dilaksanakan di
Lahan Praktek Nutrisi Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulaku, Palu.
3.2 Alat dan Bahan
Alat
yang digunakan pada praktek Nutrisi Tanaman tentang Unsur Hara Tanaman yaitu cangkul,
alat ukur dan alat tulis. Bahan yang digunakan yaitu tanah, bibit tanaman
terong (Solanum melongena L.) yang
berumur satu minggu, dan pupuk organik (pupuk kandang ayam).
3.3 Cara Kerja
Cara
kerja yang dilakukan pada praktek Nutrisi Tanaman tentang Unsur Hara Tanaman
dimulai dengan proses pengolahan lahan tanam. Pertama-tama lahan berukuran 1x2 meter
dibersihkan lalu ditambahkan tanah kemudian tanah tersebut digemburkan
menggunakan cangkul. Selanjutnya pupuk kandang dengan konsentrasi 20 ton ha-1
ditambahkan ke lahan tanam namun sebelum penambahan perlu dilakukannya konfersi
konstrasi pupuk tersebut. Cara mengkonfersi konsentrasi pupuk dari 20 ton ha-1
untuk lahan 1x2 meter yaitu sebagai berikut:
Sehingga,
untuk lahan 1x2 meter konsentrasi pupuk yang diberikan sebesar empat kg. Setelah
pupuk kandang ayam sebesar empat kg ditambahkan ke lahan, tanah kemudian
dicampurkan dengan pupuk menggunakan cangkul, kemudian tanah dibiarkan satu hari. Pada proses penanaman yang
dilakukan sore esok harinya, 10 bibit terong berumur satu minggu disiapkan.
Terong kemudian ditanam di lahan dengan jarak tanam 40x80 cm dengan kedalaman
tiga cm, kemudian setelah terong ditanam lalu dilakukan perawatan dengan
penyiraman, pemeliharaan dan pembersihan dari gulma. Seminggu setelah
penanaman, dilakukan pengamatan terhadap tinggi terong, diameter batang, dan
jumlah daun selama 4 minggu kemudian hasilnya dicatat.
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan praktek Nutrisi Tanaman tentang Unsur Hara Tanaman
yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 1. Pengamatan pada tanaman terong dengan
perlakukan pupuk kandang
ayam
Pengamatan
|
Tanaman
|
Minggu Ke-
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
||
Tinggi Tanaman
(cm)
|
1
|
13,9
|
17
|
29,7
|
36,8
|
2
|
27
|
27,8
|
37,5
|
50
|
|
3
|
12,5
|
13,2
|
13,8
|
14,1
|
|
4
|
9
|
11,5
|
19,7
|
27
|
|
5
|
16,5
|
18,4
|
29,3
|
41,3
|
|
6
|
5,2
|
5,3
|
5,8
|
6,2
|
|
7
|
11,5
|
14,8
|
15
|
15,4
|
|
8
|
3,2
|
3,8
|
4
|
4,4
|
|
9
|
15,9
|
16,3
|
21,8
|
27,5
|
|
10
|
13,8
|
17,5
|
23,3
|
33,3
|
|
Diameter Batang
(cm)
|
1
|
0,5
|
0,65
|
1,25
|
1,55
|
2
|
0,9
|
0,9
|
1,15
|
1,4
|
|
3
|
0,55
|
0,65
|
0,85
|
0,85
|
|
4
|
0,45
|
0,55
|
0,95
|
1,3
|
|
5
|
0,6
|
0,7
|
1,2
|
1,3
|
|
6
|
0,3
|
0,3
|
0,45
|
0,45
|
|
7
|
0,35
|
0,55
|
0,9
|
0,9
|
|
8
|
0,25
|
0,25
|
0,35
|
0,4
|
|
9
|
0,45
|
0,6
|
0,9
|
1
|
|
10
|
0,5
|
0,7
|
1,4
|
1,5
|
|
Jumlah Daun
(helai)
|
1
|
3
|
4
|
9
|
16
|
2
|
5
|
7
|
8
|
14
|
|
3
|
3
|
4
|
6
|
8
|
|
4
|
3
|
4
|
5
|
6
|
|
5
|
2
|
4
|
6
|
12
|
|
6
|
1
|
2
|
3
|
3
|
|
7
|
1
|
3
|
4
|
5
|
|
8
|
2
|
3
|
4
|
4
|
|
9
|
3
|
4
|
7
|
8
|
|
10
|
1
|
4
|
11
|
17
|
Tabel 2. Pengamatan pada tanaman terong dengan
perlakukan sebagai kontrol
Pengamatan
|
Tanaman
|
Minggu Ke-
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
||
Tinggi Tanaman
(cm)
|
1
|
6
|
6,7
|
9
|
13
|
2
|
6,5
|
7
|
9
|
10,4
|
|
3
|
12
|
16,7
|
16,9
|
17,4
|
|
4
|
4,3
|
4,5
|
9,5
|
12,7
|
|
5
|
7,8
|
9,4
|
13
|
17,2
|
|
6
|
11,2
|
12
|
15
|
22,8
|
|
7
|
8,9
|
12
|
16,3
|
27,8
|
|
8
|
8,9
|
10,4
|
12,6
|
20,2
|
|
9
|
4,9
|
7,6
|
12,4
|
18,9
|
|
10
|
12,8
|
13
|
16,5
|
21,1
|
|
Diameter Batang
(cm)
|
1
|
0,5
|
0,6
|
0,75
|
0,9
|
2
|
0,6
|
0,7
|
0,8
|
1,0
|
|
3
|
0,75
|
0,9
|
1,0
|
1,3
|
|
4
|
0,3
|
0,5
|
0,7
|
1,0
|
|
5
|
0,4
|
0,5
|
0,6
|
0,9
|
|
6
|
0,35
|
0,6
|
0,8
|
1,0
|
|
7
|
0,6
|
0,8
|
0,9
|
1,3
|
|
8
|
0,4
|
0,5
|
0,7
|
0,9
|
|
9
|
0,45
|
0,6
|
0,7
|
0,95
|
|
10
|
0,66
|
0,7
|
0,8
|
0,9
|
|
Jumlah Daun
(helai)
|
1
|
3
|
3
|
5
|
7
|
2
|
2
|
2
|
4
|
5
|
|
3
|
2
|
3
|
5
|
6
|
|
4
|
3
|
3
|
7
|
8
|
|
5
|
3
|
3
|
6
|
7
|
|
6
|
4
|
4
|
7
|
8
|
|
7
|
4
|
5
|
7
|
12
|
|
8
|
2
|
3
|
5
|
9
|
|
9
|
2
|
4
|
4
|
6
|
|
10
|
2
|
2
|
4
|
7
|
Tabel 3. Pengamatan pada tanaman terong dengan
perlakukan pupuk kandang sapi
Pengamatan
|
Tanaman
|
Minggu Ke-
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
||
Tinggi Tanaman
(cm)
|
1
|
17
|
18,2
|
19,5
|
23,4
|
2
|
11,5
|
12,5
|
13
|
14,1
|
|
3
|
6
|
8,2
|
10,5
|
11,9
|
|
4
|
6
|
7,2
|
12,5
|
20,1
|
|
5
|
10
|
11,1
|
12,6
|
17,8
|
|
6
|
16
|
13,6
|
17,4
|
20
|
|
7
|
9,1
|
9,4
|
9,4
|
15,5
|
|
8
|
7,5
|
8
|
8,2
|
11,9
|
|
9
|
16,2
|
17,5
|
18,6
|
18,9
|
|
10
|
5
|
6,3
|
6,4
|
9
|
|
Diameter Batang
(cm)
|
1
|
0,55
|
0,65
|
0,7
|
0,75
|
2
|
0,5
|
0,6
|
0,7
|
0,8
|
|
3
|
0,4
|
0,45
|
0,6
|
0,7
|
|
4
|
0,45
|
0,5
|
0,7
|
0,9
|
|
5
|
0,5
|
0,55
|
0,65
|
0,75
|
|
6
|
0,75
|
0,8
|
0,85
|
0,95
|
|
7
|
0,5
|
0,55
|
0,65
|
0,7
|
|
8
|
0,5
|
0,6
|
0,65
|
0,75
|
|
9
|
0,7
|
0,75
|
0,8
|
0,95
|
|
10
|
0,35
|
0,45
|
0,55
|
0,6
|
|
Jumlah Daun
(helai)
|
1
|
2
|
3
|
4
|
6
|
2
|
2
|
3
|
4
|
4
|
|
3
|
3
|
4
|
5
|
5
|
|
4
|
3
|
4
|
5
|
7
|
|
5
|
3
|
4
|
4
|
5
|
|
6
|
3
|
3
|
3
|
4
|
|
7
|
2
|
3
|
3
|
5
|
|
8
|
1
|
3
|
4
|
4
|
|
9
|
3
|
4
|
4
|
4
|
|
10
|
3
|
4
|
4
|
4
|
Tabel 4. Pengamatan pada tanaman terong dengan
perlakukan pupuk kandang kambing
Pengamatan
|
Tanaman
|
Minggu Ke-
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
||
Tinggi Tanaman
(cm)
|
1
|
10,5
|
11
|
16
|
23
|
2
|
8,9
|
9
|
11,4
|
16
|
|
3
|
8,5
|
9,1
|
10,5
|
14
|
|
4
|
8,8
|
9,5
|
14,2
|
23
|
|
5
|
6,1
|
7,1
|
11,1
|
20
|
|
6
|
4,8
|
5,5
|
6
|
13
|
|
7
|
5,5
|
5,8
|
6,1
|
10
|
|
8
|
9,7
|
10,1
|
11,5
|
17
|
|
9
|
8,7
|
10
|
11
|
14
|
|
10
|
3,8
|
4
|
4,6
|
7
|
|
Diameter Batang
(cm)
|
1
|
0,7
|
0,8
|
1
|
1.3
|
2
|
0,8
|
0,9
|
1,1
|
1,2
|
|
3
|
0,8
|
0,9
|
0,9
|
1,1
|
|
4
|
0,8
|
1
|
1,4
|
1,7
|
|
5
|
0,8
|
0,9
|
0,9
|
1,3
|
|
6
|
0,7
|
0,8
|
0,9
|
1
|
|
7
|
0,6
|
0,7
|
0,8
|
0,8
|
|
8
|
0,8
|
0,9
|
1
|
1,2
|
|
9
|
0,8
|
0,9
|
0,9
|
1
|
|
10
|
0,9
|
1
|
1
|
1,1
|
|
Jumlah Daun
(helai)
|
1
|
4
|
5
|
5
|
8
|
2
|
2
|
3
|
5
|
6
|
|
3
|
2
|
3
|
4
|
6
|
|
4
|
3
|
4
|
6
|
7
|
|
5
|
2
|
3
|
5
|
6
|
|
6
|
1
|
3
|
3
|
5
|
|
7
|
2
|
3
|
4
|
6
|
|
8
|
2
|
2
|
3
|
5
|
|
9
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|
10
|
-
|
1
|
1
|
2
|
Tabel 5. Pengamatan pada tanaman terong dengan
perlakukan pupuk NPK
Pengamatan
|
Tanaman
|
Minggu Ke-
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
||
Tinggi Tanaman
(cm)
|
1
|
20,5
|
25,7
|
30,5
|
39,1
|
2
|
14,0
|
22,2
|
27,7
|
38,4
|
|
3
|
12,5
|
17,0
|
21,5
|
29,2
|
|
4
|
17,5
|
26,4
|
33,5
|
41,0
|
|
5
|
14,5
|
23,5
|
29,8
|
37,6
|
|
6
|
20,5
|
29,8
|
36,0
|
43,2
|
|
7
|
18,0
|
22,0
|
26,5
|
31,0
|
|
8
|
16,0
|
21,7
|
26,0
|
32,5
|
|
9
|
16,0
|
23,6
|
28,5
|
36,0
|
|
10
|
13,0
|
17,2
|
21,0
|
27,0
|
|
Diameter Batang
(cm)
|
1
|
0,5
|
0,6
|
0,7
|
0,75
|
2
|
0,4
|
0,45
|
0,6
|
0,7
|
|
3
|
0,35
|
0,45
|
0,6
|
0,65
|
|
4
|
0,6
|
0,65
|
0,7
|
0,8
|
|
5
|
0,45
|
0,65
|
0,75
|
0,8
|
|
6
|
0,5
|
0,6
|
0,65
|
0,8
|
|
7
|
0,45
|
0,6
|
0,65
|
0,7
|
|
8
|
0,35
|
0,45
|
0,5
|
0,6
|
|
9
|
0,45
|
0,65
|
0,7
|
0,75
|
|
10
|
0,25
|
0,4
|
0,55
|
0,6
|
|
Jumlah Daun
(helai)
|
1
|
6
|
8
|
10
|
10
|
2
|
4
|
6
|
9
|
10
|
|
3
|
3
|
4
|
7
|
8
|
|
4
|
3
|
5
|
8
|
10
|
|
5
|
3
|
5
|
6
|
7
|
|
6
|
4
|
5
|
7
|
9
|
|
7
|
4
|
6
|
7
|
9
|
|
8
|
4
|
5
|
7
|
10
|
|
9
|
3
|
5
|
8
|
10
|
|
10
|
3
|
6
|
6
|
8
|
Tabel 6. Pengamatan pada tanaman terong dengan
perlakukan pupuk SP36 + KCl
Pengamatan
|
Tanaman
|
Minggu Ke-
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
||
Tinggi Tanaman
(cm)
|
1
|
6,5
|
11
|
16
|
26
|
2
|
10,4
|
10,6
|
16
|
24,7
|
|
3
|
12,3
|
12,5
|
17,5
|
25
|
|
4
|
10,6
|
14
|
24
|
32,5
|
|
5
|
15
|
16,5
|
25
|
37
|
|
6
|
11,6
|
13
|
14
|
21
|
|
7
|
5,7
|
8,35
|
10
|
15
|
|
8
|
7,4
|
8
|
14
|
21
|
|
9
|
8,4
|
10
|
15,5
|
18,3
|
|
10
|
14,4
|
17
|
21,5
|
30,5
|
|
Diameter Batang
(cm)
|
1
|
0,5
|
0,6
|
0,75
|
1,25
|
2
|
0,5
|
0,6
|
0,75
|
1,45
|
|
3
|
0,55
|
0,65
|
0,8
|
1,2
|
|
4
|
0,35
|
0,45
|
1,02
|
1,55
|
|
5
|
0,6
|
0,7
|
1,1
|
1,05
|
|
6
|
0,35
|
0,45
|
0,55
|
1,1
|
|
7
|
0,35
|
0,45
|
0,55
|
1
|
|
8
|
0,5
|
0,9
|
1,05
|
1,25
|
|
9
|
0,5
|
0,8
|
0,9
|
1,3
|
|
10
|
0,55
|
0,75
|
1,05
|
1,45
|
|
Jumlah Daun
(helai)
|
1
|
3
|
4
|
4
|
8
|
2
|
4
|
3
|
5
|
7
|
|
3
|
4
|
5
|
6
|
8
|
|
4
|
4
|
5
|
6
|
8
|
|
5
|
3
|
4
|
5
|
9
|
|
6
|
3
|
4
|
4
|
7
|
|
7
|
1
|
2
|
4
|
6
|
|
8
|
1
|
3
|
5
|
8
|
|
9
|
3
|
3
|
2
|
5
|
|
10
|
2
|
5
|
6
|
7
|
Tabel 7. Pengamatan pada tanaman terong dengan
perlakukan pupuk urea + KCl
Pengamatan
|
Tanaman
|
Minggu Ke-
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
||
Tinggi Tanaman
(cm)
|
1
|
18
|
20,4
|
31,2
|
41,5
|
2
|
16
|
20,9
|
25,1
|
37,8
|
|
3
|
22
|
23,7
|
32,1
|
44,6
|
|
4
|
25
|
26,5
|
35,2
|
52,3
|
|
5
|
20
|
23,7
|
32,7
|
48,4
|
|
6
|
19,5
|
20,3
|
25,1
|
35,2
|
|
7
|
22
|
23,1
|
32,6
|
48,7
|
|
8
|
19
|
21,3
|
24,9
|
25,5
|
|
9
|
18
|
23,1
|
32,4
|
47,9
|
|
10
|
17
|
19,1
|
28,1
|
35,3
|
|
Diameter Batang
(cm)
|
1
|
0,5
|
0,75
|
0,9
|
1,2
|
2
|
0,9
|
0,95
|
1,05
|
1,4
|
|
3
|
0,5
|
0,7
|
0,95
|
1,35
|
|
4
|
0,5
|
0,75
|
0,95
|
1,3
|
|
5
|
0,65
|
0,7
|
0,95
|
1,45
|
|
6
|
0,63
|
0,9
|
1,05
|
1,1
|
|
7
|
0,7
|
0,95
|
1,05
|
1,35
|
|
8
|
0,65
|
0,85
|
0,9
|
0,95
|
|
9
|
0,55
|
0,7
|
0,95
|
1,4
|
|
10
|
0,5
|
0,6
|
0,85
|
1,05
|
|
Jumlah Daun
(helai)
|
1
|
5
|
5
|
9
|
24
|
2
|
4
|
5
|
7
|
15
|
|
3
|
5
|
6
|
9
|
19
|
|
4
|
5
|
6
|
8
|
18
|
|
5
|
4
|
7
|
9
|
18
|
|
6
|
4
|
7
|
9
|
12
|
|
7
|
5
|
7
|
10
|
24
|
|
8
|
5
|
5
|
8
|
9
|
|
9
|
4
|
6
|
9
|
15
|
|
10
|
3
|
5
|
7
|
10
|
Tabel 8. Pengamatan pada tanaman terong dengan
perlakukan pupuk urea + SP36
Pengamatan
|
Tanaman
|
Minggu Ke-
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
||
Tinggi Tanaman
(cm)
|
1
|
11
|
11,5
|
12,2
|
13,5
|
2
|
12,1
|
13,4
|
14,1
|
15,8
|
|
3
|
13,5
|
15,5
|
16,6
|
21
|
|
4
|
8,3
|
9,2
|
10,5
|
11,3
|
|
5
|
9,2
|
10
|
12,2
|
20
|
|
6
|
10,8
|
12,5
|
14
|
18,6
|
|
7
|
8,5
|
11
|
15,8
|
23,3
|
|
8
|
12,6
|
15.2
|
16,3
|
19,5
|
|
9
|
9,5
|
12.1
|
15,7
|
21,9
|
|
10
|
7,5
|
9
|
9,2
|
9,6
|
|
Diameter Batang
(cm)
|
1
|
0,7
|
0,9
|
0,9
|
1,2
|
2
|
0,6
|
0,8
|
0,9
|
1,3
|
|
3
|
0,9
|
1
|
1,2
|
1,5
|
|
4
|
0,4
|
0,5
|
0,5
|
0,7
|
|
5
|
0,5
|
0,6
|
0,8
|
1,2
|
|
6
|
0,7
|
0,7
|
0,9
|
1,3
|
|
7
|
0,5
|
0,7
|
0,9
|
1,5
|
|
8
|
0,9
|
1
|
1,2
|
1,6
|
|
9
|
0,8
|
1
|
1,4
|
1,9
|
|
10
|
0,8
|
0,8
|
0,9
|
1
|
|
Jumlah Daun (helai)
|
1
|
2
|
2
|
3
|
4
|
2
|
2
|
3
|
3
|
4
|
|
3
|
3
|
4
|
4
|
6
|
|
4
|
2
|
1
|
2
|
2
|
|
5
|
2
|
3
|
4
|
6
|
|
6
|
2
|
2
|
3
|
5
|
|
7
|
2
|
3
|
4
|
7
|
|
8
|
2
|
3
|
4
|
4
|
|
9
|
2
|
4
|
5
|
7
|
|
10
|
2
|
2
|
3
|
3
|
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil praktek Nutrisi Tanaman tentang Unsur
Hara Tanaman yang diperoleh, pada perlakuan pupuk kandang ayam (Tabel 1) tampak
pertumbuhan tanaman terong mengalami peningkatan pertumbuhan. Pada pengamatan
tinggi tanaman, tampak peningkatan tinggi tanaman yang pesat pada minggu ke
tiga dan ke empat yaitu pada tanaman ke dua, ke lima, ke sembilan, dan ke
sepuluh. Pada pengamatan diameter batang, tampak peningkatan diameter batang
yang pesat pada minggu ke tiga dan ke empat yaitu pada tanaman pertama, kedua,
ke empat, ke lima, dan ke sepuluh. Pada pengamatan jumlah helaian daun, tampak
peningkatan jumlah daun yang pesat pada minggu ke tiga dan keempat yaitu pada
tanaman pertama, ke dua, ke tiga, ke sembilan, dan ke sepuluh. Rata-rata
pertumbuhan tinggi ke 10 tanaman terong yaitu 18,25 cm, pertumbuhan diameter
yaitu 0,77 cm, dan pertumbuhan daun yaitu 5,48 helai, sehingga pertumbuhan
tanaman terong mengalami peningkatan dengan perlakuan pemberian pupuk kandang
ayam.
Pemberiaan bokasi
pupuk kandang ayam dengan dosis 4 ton ha-1 pada tanaman tomat
memberikan respon yang baik pada tinggi tanaman dan rata-rata bobot per buah.
Sedangkan dosis 5 ton ha-1 memberikan hasil yang baik pada jumlah
bunga, jumlah buah per tanaman dan bobot kering tanaman. Pemberian bokasi
memberikan pengaruh terhadap peningkatan ketersediaan hara N, P, dan K pada
dosis 2,5 ton ha-1 dan memberikan pengaruh terbaik terhadap
peningkatan N, P, dan K serta hasil bobot biji kering tanaman kedelai. Hasil
penelitian menunjukkan pemberian bokasi pupuk kandang ayam dengan dosis 7,5 ton ha-1 dapat
memberikan pertumbuhan dan hasil yang optimal bagi tanaman selada (Liana,
2012).
Tampak pertumbuhan pada perlakuan pemberian pupuk kandang
ayam sebesar 18,25 cm (Tabel 1) lebih tinggi dibandingkan perlakuan pemberian
pupuk kandang sapi 12,68 cm (Tabel 3), pupuk kandang kambing 10,4 (Tabel 4),
maupun tanpa pemberian pupuk 12,38 cm (Tabel 2), dan pertumbuhan tinggi tanaman
terendah yaitu pada perlakuan pemberian pupuk kandang kambing yaitu 10,4 cm.
Pada pengamatan diameter batang, perlakuan pupuk kandang kambing sebesar 0,94
cm, lebih besar dari pada perlakuan pemberian pupuk kandang ayam 0,77 cm, tanpa
pemberian pupuk 0,73 cm, dan pemberian pupuk kandang sapi 0,64 cm. Pada
pengamatan jumlah daun, perlakuan pemberian pupuk kandang ayam sebesar 5,48
helai lebih banyak dibandingkan tanpa perlakuan 4,7 helai, pupuk kandang sapi
3,7 helai, dan pupuk kandang kambing 3,68 helai.
Beberapa hasil penelitian aplikasi pukan ayam, selalu
memberikan respon tanaman yang terbaik pada musim pertama. Hal ini terjadi
karena pukana ayam relative lebih cepat terdekomposisi serta mempunyai kadar
hara yang cukup pula jika dibandingkan dengan jumlah unit yang sama dengan
pukan lainnya. Tingginya kadar C dalam pukan sapi menghambat penggunaan
langsung ke lahan pertanian karena akan menekan pertumbuhan tanaman utama.
Penekanan pertumbuhan terjadi karena mikroba decomposer akan menggunakan N yang
tersedia untuk mendekomposisi bahan organic tersebut sehingga tanaman utama
akan kekurangan N. Pupuk kandang kambing akan lebih baik penggunaanya bila
dikomposkan terlebih dahulu, kalaupun akan digunakan secara langsung, pukan ini
akan memberikan manfaat yang,lebih baik pada musim kedua penanaman (Humaira,
2012).
Pada perlakuan pemupukan menggunakan pupuk anorganik,
tampak rata-rata pertumbuhan tinggi, diameter dan jumlah daun jauh lebih besar
dibandingkan perlakuan pupuk organik ataupun kontrol. Pertumbuhan tinggi
tanaman tertinggi yaitu pada perlakuan pemupukan NPK (Tabel 5) sebesar 25,69
cm, pertumbuhan diameter batang tertinggi yaitu pada perlakuan pemupukan
kombinasi urea dan SP36 (Tabel 8) sebesar 0,94 cm, sedangkan pertumbuhan daun
tertinggi yaitu pada perlakuan pemupukan kombinasi urea dan KCl sebesar 8,8 helai.
Pupuk Urea adalah pupuk kimia yang mengandung Nitrogen
(N) berkadar tinggi. Unsur Nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan
tanaman yang mana fungsi Nitrogen untuk mempercepat pertumbuhan tinggi, jumlah
anakan, dan bagian vegetatif lainnya. Pupuk NPK adalah pupuk buatan yang berbentuk
cair atau padat yang mengandung unsur hara utama nitrogen, fosfor, dan kalium
sehingga pupuk ini mengandung ke tiga fungsi dari unsur N P dan K yaitu fungsi
terhadap Pertumbuhan vegetatif, perakaran, dan pembungaan. SP36 mengandung unsur
P dalam bentuk P2O5 (fosfat) sebesar 36% yang memiliki
peran dalam perakaran dan pembungaan tanaman. Pupuk KCl merupakan sumber Kalium
(K) bagi tanaman. Fungsi utamanya membantu pembentukan protein dan karbohidrat.
Kalium juga berperan memperkuat tubuh tanaman agar daun, bunga dan buah tidak
mudah gugur (Humaira, 2012).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan praktek Nutrisi Tanaman
tentang Unsur Hara Tanaman, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1.
Perlakuan
pemberian pupuk kepada tanaman terong memberikan respon pertumbuhan dibadingkan
tidak diberikan.
2.
Perlakuan
pemberian pupuk kandang ayam memiliki respon yang tinggi terhadap pertumbuhan
tinggi tanaman dan jumlah daun dibandingkan perlakuan pemberian pupuk kandang
sapi, kambing maupun tanpa pemberian pupuk.
3.
Perlakuan
pemberian pupuk majemuk seperti NPK dan kombinasi pupuk tunggal, memiliki
respon yang besar terhadap pertumbuhan tanaman dibandingkan pemberian pupuk
organik.
5.2
Saran
Disarankan untuk praktek selanjutnya agar dapat menggunakan
pupuk bokasi untuk mengetahui perbedaan antara pupuk kandang dan bokasi serta
dapat melakukan pengkombinasian pupuk organik untuk mengetahui respon antara
pupuk organik tanpa kombinasi dan yang dikombinasikan.
DAFTAR
PUSTAKA
Alparizzi,
Salman. 2014. Macam Macam Pupuk Beserta
Fungsinya.
http://salmanbloger.blogspot.com/2014/03/macam-macam-pupuk-beserta-fungsinya.html. Diakses pada 15 Juni 2015.
Habib,
Fuadillah. 2012. Pengaruh Kotoran Ayam
TerhadaP Pertumbuhan Tanaman Jagung.
http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-45421-Penelitian-Pengaruh-Kotoran-Ayam-Terhadap-Pertumbuhan-Tanaman-Jagung.html.
Diakses pada 15 Juni 2015.
Hadad,
Udin. 2013. Pengaruh Kombinasi Pupuk
Kandang Kambing dan NPK Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kacang
Panjang (Vigna sinensis L.) Di Tanah Inceptisol Kelurahan Fitu Ternate Selatan. http://udynhaddad.blogspot.com/2013/06/pengaruh-kombinasi-pupuk-kandang.html.
Diakses pada 15 Juni 2015.
Kurniawan,
Andy. 2013. Peran Kandungan NPK dalam
Pupuk.
http://dewapupukorganik.blogspot.com/2013/04/peranan-kandungan-npk-pada-pupuk.html.
Diakses pada 15 Juni 2015.
Liana,
Devi. 2012. Pengaruh Bokasi Pupuk Kandang
Ayam Terhadap Hasil Tanaman Terung. http://ilmubertani.blogspot.com/2012/11/pengaruh-bokashi-pupuk-kandang-ayam.html.
Diakses pada 15 Juni 2015.
Pranitasari,
Novi. 2011. Terong Ungu.
http://novi-biologi.blogspot.com/2011/08/ terong-ungu-solanum-melongena-l.html.
Diakses pada 15 Juni 2015.
Prihandini,
Purwanto. 2007. Pembuatan Kompos Berbahan
Kotoran Sapi. Loka Penelitian Sapi Potong Grati.
Rukmana,
Rahmat. 2004. Bertanam Terung.
Yogyakarta: Kanisus.
Rukmanasari,
Refilia. 2010. Efek Ekstrak Kulit Terong
Ungu (Solanum melongena L.) Terhadap Kadar LDL dan HDL Darah Tikus
Putih. http://eprints.uns.ac.id/6468/. Diakses pada 15 Juni 2015.
Humaira,
Vela. 2012. Pengaruh Biologi Pupuk
Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Kacang Hijau.
http://velahumaira.blogspot.com/2012/12/ laporan-praktikum-biologi-pengaruh.html.
Diakses pada 15 Juni 2015.