- Back to Home »
- Makalah , Tugas »
- Botani : Daun Majemuk Dan Bunga Majemuk
Posted by : Zero Kun
14 Des 2014
A. DAUN MAJEMUK (Folium coposiyum)
Daun
majemuk yaitu jika pada tumbuhan tersebut terlihat tangkainya bercabang cabang
, dan baru pada cabang tangkai ini terdapat helaian daunnya. Suatu daun majemuk
dapat dipandang berasal dari suatu daun tunggal, yang torehnya sedemikian
dalamnya. Sehingga bagian daun diantara toreh-toreh itu terpisah satu sama
lain, dan masing-masing merupakan suatu helaian kecil yang tersendiri.
Pada suatu daun majemuk dapat dibedakan bagian-bagian
seperti berikut :
1.
Ibu tangkai daun (Potiolus communis), yaitu bagian daun majemuk yang menjadi tempat
duduk nya helaian-helaian daunnya, yang disini masing-masing dinamakan anak
daun (Foliolum). Ibu tangkai daun ini
dapat dipandang merupakan penjelmaan tangkai daun tunggal ditambah dengan ibu
tulangnya, oleh sebab itu kuncup ketiak pada tumbuhan yang mempunyai daun
majemuk, letaknya juga diatas pangkal ibu tangkai pada batang.
2.
Tangkai anak daun (Petiololus), yaitu cabang-cabang ibu tangkai yang mendukung anak
daun. Bagian ini dapat dianggap sebagai penjelmaan pangkal suatu tulang cabang
pada daun tunggal, oleh sebab itu, di dalam ketiaknya tidak pernah ditemukan
sebuah kuncup.
3.
Anak daun (Foliolum), bagian ini sesungguhnya adalah bagian-bagian helaian
daun yang karena dalam dan besarnya toreh menjadi terpisah-pisah. Anak daun
pada suatu daun majemuk lazimnya mempunyai tangkai yang pendek saja atau hampir
duduk pada ibu tangkai, misalnya pada daun selderi (Apium graveolens L.). Ada kalanya anak daun mempunyai tangkai yang
cukup panjang dan jelas kelihatan, misalnya pada daun mangkokan (Nothoponax
scutellarium Merr).
4.
Upih daun (Vagina), yakni bagian di bawah ibu tangkai yg lebar dan
memeluk batang; misalnya daun pinang (Areca
catechu L.)
Karena
suatu daun majemauk dapat dipandang berasal dari suatu daun tunggal, pada daun
majemuk dapat pula kita temukan bagian – bagian lain seperti pada daun tunggal,
misalnya :
Upih
Daun (Vagina), yaitu bagian dibawah
ibu tangkai yang lebar dan biasanya memeluk batang, seperti dapat kita lihat
pada daun pinang (Area catechu L). Sama
halnya dengan daun tunggal, pada pangkal ibu tangkai daun mejemuk atau didekat
pangkal ibu tangkai itu dapat pula ditemukan sepasang daun penumpu, seperti
misalnya pada daun mawar (Rosa sp.),
yang berupa dua daun kecil melekat pada daun kiri pangkal ibu tangkai daun , dan
pada daun kacang kapri (Pisum sativum L.)
yang disini merupakan sepasang daun yang lebar dan ikut serta menunaikan tugas
daun sebagai alat untuk berasimilasi.
Ciri-ciri lain daripada daun
majemuk adalah sebagai berikut :
1.
Pada suatu daun majemuk semua anak daun
terjadi bersama – sama dan biasanya pun runtuh bersama – sama pula, sedang
suatu cabang dengan daun – daun tunggal mempunyai daun yang tak sama umur
maupun besarnya, dan tentu saja daun – daun tadi tidak runtuh bersama – sama.
2. Pada
suatu daun majemuk seperti daun tunggal pula terdapat pertumbuhan terbatas,
artinya tidak bertambah panjang lagi dan ujungnya tidak mempunyai kuncup. Suatu
cabang biasanya selalu bertambah panjang dan mempunyai sebuah kuncup
diujungnya.
3. Pada
daun majemuk tak akan terdapat kuncup dalam ketiak anak daun, sedang pada suatu
cabang biasanya dalam ketiak daunnya terdapat satu atau mungkin lebih dari satu
kuncup.
Namun dari ciri daun majemuk diatas
terdapat pula hal aneh seperti sebagai berikut :
1.
Pada pohon cerme (Phyllanthus acidus Skeels) dan belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.). Kedua pohon ini
mempunyai daun majemuk, tetapi daun majemuk ini sampai agak lama masih
memperlihatkan pertumbuhan memanjang, sehingga anak daunnya mempunyai umur yang
berbeda. Kita sering melihat anak daun pada pangkal ibu tangkai sudah runtuh,
sedang pada ujungnya masih ada anak daun yang kelihatan segar (masih hijau).
2.
Pada tumbuhan meniran (Phyllanthus niruri L.) dan kartu (Sauropus androgynus Merr.) terdapat cabang-cabang dengan daun tunggal
yang berseling, yang tumbuh mendatar dari batang pokok dan terbatas
pertumbuhannya atau (tidak bertambah panjang lagi). Cabang – cabang berdaun ini
akan kita kira-kira daun majemuk, tetapi dugaan itu keliru karena dari ketiak-ketiaknya
pada waktu-waktu tertentu akan tampak keluar bunga yang kemudian jadi buah
pula. Jika itu daun majemuk, padanya tak mungkin akan kita temukan bunga atau
buah.
Menurut susunan anak daun pada ibu
tangkainya, daun majemuk dapat dibedakan dalam dua golongan, yaitu :
1.
Daun majemuk menyirip (Pinnatus), jika anak daun tersusun
seperti sirip pada kanan kiri ibu tangkainya,
2. Daun
majemuk menjari (Palmatus),
3. Daun
majemuk bangun kaki atau (Pedatus)
4.
Daun majemuk campuran (Digitato pinnatus)
1)
Daun
majemuk menyirip (Pinnatus)
Yang
dinamakan daun majemuk menyirip ialah daun majemuk yang anak daunnya terdapat
dikanan kiri ibu tangkai daun. Jadi tersusun seperti sirip pada ikan.
Daun majemuk menyirip dapat
dibedakan dalam beberapa macam :
a. Daun
majemuk menyirip beranak daun satu (Unifoliolatus).
Tanpa
penyelidikan yang teliti daun ini tentu akan disebut sebagai daun tunggal,
tetapi disini tangkai daun memperlihatkan suatu persendian (Articulatio), jadi helaian daun tidak
langsung terdapat pada ibu tangkai. Sesungguhnya pada daun ini juga terdapat
lebih daripada satu helaian daun, hanya saja yang lain – lainnya telah
tereduksi, sehingga tinggal satu anak daun saja. Daun yang demikian ini
biasanya kita dapati pada berbagai jenis pohon jeruk, a.l. jeruk besar (Citrus
maximo Merr.) jeruk nipis (Citrus
aorantifolia Sw.), dll
b. Daun
majemuk menyirip genap (Abrupte pinnatus).
Biasanya disini terdapat sejumlah anak daun yang
berpasang-pasangan dikanan kiri ibu tulang, oleh sebab itu jumlah anak daunnya
biasanya lalu menjadi genap. Akan tetapi, mengingat pada suatu daun majemuk
menyirip anak –anak daun tidak selalu berpasang-pasangan, maka untuk menentukan
apakah suatu daun majemuk menyirip genap atau tidak. Orang tidak lagi
menghitung jumlah anak daun, tetapi melihat kepada ujung ibu tangkainya. Jika
ujung ibu tangkai terputus, artinya pada ujung ibu tangkai tidak terdapat suatu
anak daun, sehingga ujung ibu tangkai bebas. Atau kadang-kadang tertutup oleh
suatu pucuk kecil yang mudah runtuh, maka hal itu berarti bahwa daun yang
menyirip genap. Dengan keterangan ini jelaslah, bahwa satu daun majemuk
menyirip genap mungkin mempunyai jumlah anak daun yang gasal. Daun majemu
menyirip genap a.l. terdapat pada pohon asam (Tamarindus indica L.) yang anak daunnya berpasang – pasang, jadi
jumlah anak daun benar genap. Daun majemuk menyirip genap, tetapi jumlah anak
daunnya gasal dapat kita jumpai misalnya pada pohon leci (Litcichinensis sonn.) dan kepulasan (Nepphelium mutabile B.)
c. Daun
majemuk menyirip gasal (Imparipinnatus)
Juga
disini yang menjadi pedoman ialah ada atau tidaknya satu anak daun yang menutup
ujung ibu tangkainya. Ditinjau dari jumlah anak daunnya akan kita dapati
bilangan yang benar-benar gasal jika anak daun berpasangan, sedang diujung ibu
tangkai terdapat anak daun yang tersendiri (biasanya anak daun ini lebih besar
daripada yang lainnya ), seperti dapat dilihat pada daun pacar Cina (Aglaia odorata Lour) dan mawar (Rosa sp.). Sebagai kebalikan daun
majemuk menyirip genap yang dapat mempunyai jumlah anak daun yang gasal. Daun majemuk
menyirip gasal dapat pula mempunyai jumlah anak daun yang genap. Seperti sering
kita temukan pada pohon pacar Cina tersebut diatas.
Selain
dari itu dapat pula suatu daun majemuk menyirip dibedakan lagi menurt duduknya
anak-anak daun pada ibu tangkai, dan juga menurut besar kecilnya anak – anak
daun yang terdapat pada satu ibu tangkai. Hingga kita dapati pula :
a.
Daun Majemuk menyirip dengan anak daun
yang berpasang – pasangan, yaitu jika duduknya anak daun pada ibu tangkai
berhadap-hadapan.
b. Menyirip
berseling, jika anak daun pada ibu tangkai duduknya berseling.
c. Menyirip
berselang seling (Interrupte pinnatus),
yaitu jika anak – anak daun pada ibu tangkai berselang – seling pasangan anak
daun yang lebar dengan pasangan anak daun yang sempit, misalnya pada anak daun
tomat (Solanum lycopersicum L.)
Pada
suatu daun majemuk dapat pula terlihat, bahwa anak daun tidak langsung duduk
pada ibu tangkainya, melainkan pada cabang ibu tangkai tadi. Dalam hal
demikian, dan majemuk lalu dinamakan daun majemuk rangkap atau daun majemuk
ganda. Biasanya hanya daun majemuk menyiriplah yang dapat mempunyai sifat
demikian, oleh sebab itu pula kalau ada daun majemuk ganda, maka biasanya
adalah daun majemuk yang menyirip.
Daun
majemuk menyirip ganda dapat dibedakan menurut letak anak daun pada cabang
tingkat beberapa dari ibu tangkainya. Dengan demikian daun majemuk menyirip
ganda dapat dibedakan dalam :
a.
majemuk menyirip ganda dua (Bipinnatus), jika anak daun duduk pada
cabang tingkat satu ibu tangkai,
b.
majemuk menyirip ganda tiga (Tripinnatus), jika anak – anak daun
duduk pada cabang tingkat dua dari ibu tangkai,
c.
majemuk menyirip ganda empat, dst
pada umumnya jarang dapat ditemukan
daun yang menyirip ganda lebih dari tiga.
Daun yang menyirip ganda dibedakan
lagi dalam :
a.
menyirip ganda dengan sempurna , yaitu
jika tidak ada satu anak daunpun yang duduk pada ibu tangkai,
b.
menyirip ganda tidak sempurna, jika
masih ada anak daun yang duduk langsung pada ibu tangkainya.
Yang
menyirip ganda tidak sempurna biasanya hanyalah daun majemuk yang menyirip
gasal saja, sedang yang dengan sempurna yang menyirip genap.
Berikut diberikan beberapa contoh
daun yang menyirip ganda :
a.
daun majemuk menyirip genap dua dengan
sempurna, misalnya daun kembang merak (Caesalpina pulcherrima Sw.) dan daun
lamtoro (leucaena glauca Benth)
b. daun
majemuk menyirip gasal ganda dua daun tidak sempurna, misalnya daun kirinyu
(Sambucus javanica Bl.)
c.
daun majemuk menyirip gasal rangkap tiga
tidak sempurna, misalnya daun kelor (Moringa oleifera lamk)
2)
Daun
majemuk menjari (palmatus atau digitatus)
Daun
majemuk menjari ialah daun majemuk yang semua anak daunnya tersusun memencar
pada ujung ibu tangkai seperti letaknya jari – jari pada tangan.
Mengenai daun majemuk menjari ini
tidak ada hal – hal yang begitu rumit seperti pada daun majemuk yang menyirip.
Berdasarkan jumlah anak daunnya,
daun majemuk menjari dapat dibedakan seperti berikut :
a.
Beranak daun dua (Bifoliolatus), pada ujung ibu tangkai terdapat dua anak daun,
misalnya daun nam – nam (Cynometra
caulifora L.)
b.
beranak daun tiga (Trifoliolatus), pada ujung ibu tangkai terdapat tiga anak daun,
misalnya pada pohon para (Heveabrasiliensis
Mueli). Daun majemuk yang beranak daun tiga, dapat pula kita jumpai pada
daun majemuk yang menyirip, misalnya pada kacang panjang (Vigna
sinensis Endl). Untuk membedakan apakah majemuknya menyirip atau menjari,
harus diteliti benar mengenai titik pertemuan ketiga tangkai anak daunnya. Jika
semua bertemu pada satu titik (ujung ibu tangkai), berarti menjari, jika tidak,
menyirip. (Bandingkanlah dengan saksama daun para dengan daun kacang panjang)
c.
beranak daun lima (Quinquefoliolatus), pada ujung ibu tangkai terdapat lima anak daun,
misalnya daun maman (Gynandropsis
pentandra Gaertn).
Jika
daun majemuk menjari mempunyai tujuh anak daun atau lebih, maka dapat dikatakan
saja beranak daun banyak (Polyfoliolatus),
tidak usah lagi dihitung jumlah anak daun yang tepat, seperti misalnya pada
daun randu (Ceiba
pentandra Gaerthn).
Seperti
halnya dengan dua majemuk menyirip yang menyiripnya dapat bersifat ganda, maka
dapat pula terjadi daun majemuk menjari yang bersifat ganda, misalnya :
·
Majemuk menjari beranak daun tiga ganda
dua (biternatus). Sebagai contoh : Aegopodium
dan Aquilegia vulgaris.
3) Daun majemuk bangun kaki (Pedatus)
Daun
ini mempunyai susunan seperti daun majemuk menjari, tetapi dua anak daun yang
paling pinggir tidak duduk pada ibu tangkai, melainkan pada tangkai anak daun
yang disampingnya, seperti terdapat pada Arisaema
filiforme (Araceae).
4)
Daun
majemuk campuran
Yang
dimaksud dengan daun majemuk campuran adalah suatu daun majemuk ganda yang
mempunyai cabang- cabang ibu tangkai ini terdapat anak-anak daun yang tersusun
menyirip. Jadi daun majemuk campuran adalah daun sikejut (Mimosa pudica L.)
Jika
diteliti benar, ternyata daun sikejut tidak merupakan daun majemuk campuran
sejati, tetapi adalah daun majemuk menyirip genap ganda dua yang sempurna.
Hanya saja pada daun ini letak kedua pasang cabang ibu tangkainya tadi sedemikian
dekat satu sama lain, hingga seakan-akan terdapat empat cabang tangkai pada
ujung ibu tangkai daunnya
B.
BUNGA
MAJEMUK
Bunga
majemuk adalah sekelompok kuntum bunga yang terangkai pada satu ibu tangkai
bunga atau pada suatu susunan tangkai-tangkai bunga yang lebih rumit. Rangkaian
bunga semacam ini sangat bervariasi, baik pada pola-pola dan kerapatan tangkai
bunganya, kelengkapan bagian-bagian pendukungnya, duduk bunga pada tangkai (Filotaksi, phyllotaxy) dan lain-lain.
Susunan
bunga majemuk juga biasa disebut dengan istilah perbungaan atau infloresens (Inflorescence). Dalam percakapan
sehari-hari, sebagian perbungaan disebut sebagai "bunga" saja (atau
variasinya), terlebih bila susunannya rapat atau kuntum-kuntum bunganya
kecil-kecil, seperti misalnya bunga kenikir dan bunga kelapa (disebut mayang).
Bunga
majemuk memiliki bagian-bagian yang bersifat seperti batang, seperti daun,
serta bagian-bagian yang khas bunga, seperti mahkota bunga, putik, dan
benangsari.
Bagian-bagian
yang bersifat seperti batang, misalnya:
1.
Ibu tangkai bunga (peduncle,
pedunculus), yakni tangkai utama yang mendukung keseluruhan bunga majemuk.
Bagian ibu tangkai bunga di tengah-tengah perbungaan, di mana tangkai-tangkai
bunga individual melekat, disebut rakis (rachis)
2. Tangkai
bunga (pedicel, pedicellus), yakni tangkai masing-masing kuntum bunga
individual, dan
3.
Dasar bunga (receptacle, receptaculum),
yakni ujung tangkai bunga yang mendukung bagian lain dari bunga.
Bagian-bagian
yang bersifat seperti daun, misalnya:
1.
Daun pelindung (bract, bractea), yakni daun yang pada ketiaknya muncul ibu tangkai
bunga.
2. Daun
tangkai (bracteole, bracteola), yakni
daun (1–2 helai) yang muncul pada pangkai tangkai bunga.
3. Kelopak
bunga (calyx), pada bunga-bunga
tunggal/individual.
4. Seludang
bunga (spatha), yakni daun pelindung besar yang menyelubungi seluruh bunga
majemuk sebelum mekar, misalnya pada suku palem-paleman (Arecaceae).
5. Daun
pembalut (involucre, involucrum),
yakni sejumlah daun pelindung yang tersusun dalam lingkaran mengitari dasar
bunga majemuk. Misalnya pada Asteraceae.
6.
Daun kelopak tambahan (epicalyx), yakni sejumlah daun pelindung
yang tersusun dalam lingkaran di bawah kelopak bunga. Misalnya pada marga Hibiscus.
Daun
pelindung (bractea dan bracteola) bisa bervariasi bentuknya,
mulai dari bentuk biasa sebagaimana daun normal, menyusut atau mengecil (rudimenter), atau menghilang. Perbungaan
dengan daun-daun pelindung yang mengecil dan berbentuk khas disebut bracteate
dan yang tanpa daun-daun pelindung disebut dengan istilah ebracteate. Perbungaan
yang daun-daun pelindungnya serupa atau hampir serupa dengan daun normal
disebut frondose.
Berdasarkan
pertumbuhan pucuknya, dikenal adanya pertumbuhan monopodial dan simpodial.
Kedua macam pertumbuhan itu juga tecermin dalam pertumbuhan bunga:
1.
Bunga majemuk tidak terbatas
(Indeterminate): pertumbuhan monopodial. Pucuk ibu tangkai bunga tumbuh terus,
dan bunga-bunga mekar dari bawah ke atas.
2.
Bunga majemuk terbatas (Determinate): pertumbuhan simpodial.
Bunga yang paling ujung mekar dahulu dan layu, kemudian di bawahnya, lewat
samping, muncul tangkai bunga yang lebih muda dan mekar. Demikian seterusnya.
Pada bunga majemuk
terbatas, apabila mekarnya bunga yang paling ujung (terminal) diikuti dengan
mekarnya bunga-bunga lain dari bawah ke atas, disebut akropetal. Apabila
mekarnya bunga-bunga lain itu dari atas ke bawah, disebut basipetal; dan
apabila mekarnya dari tengah-tengah ibu tangkai daun, disebut divergen.
Kelompok-kelompok
perbungaan terutama dibedakan melalui sifat percabangannya. Di dalam
kelompok-kelompok utama itu, pembedaan terutama berdasarkan sifat persilangan
sumbu-sumbu pertumbuhan dan variasi model. Perbungaan dapat bersifat sederhana
(tunggal, tidak bercabang) atau berganda (bercabang, dan bercabang-cabang
lagi).
1) Bunga
majemuk sederhana
a. Bunga
majemuk sederhana tak terbatas (indeterminate)
Perbungaan
sederhana tak terbatas disebut racemose, merujuk pada bentuk dasarnya yang
berupa tandan (raceme, dari bahasa Latin: racemus, tandan anggur).
Bentuk-bentuk lain perbungaan ini dapat diturunkan dari bentuk dasar ini dengan
menyusutkan, menggembungkan, melebarkan, atau memipihkan ibu tangkai atau
tangkai-tangkai bunganya. Beberapa bentuk peralihan yang meragukan dihilangkan
di sini.
- Tandan (raceme, racemus, botrys), yakni dengan bunga-bunga individual bertangkai tertancap di sepanjang ibu tangkai bunga yang tak bercabang.
- Bulir (spike, spica), tandan dengan bunga-bunga individual tak bertangkai (duduk).
- Bunga cawan (corymb, corymbus), tandan dengan kuntum-kuntum bunga yang tangkainya bervariasi panjangnya, sedemikian sehingga permukaan atas bunga majemuknya mendatar atau agak menggembung.
- Bunga payung (umbel, umbella), tandan dengan ibu tangkai bunga yang pendek dan seberkas kuntum bunga yang tangkai-tangkainya muncul dari ketinggian yang sama.
- Tongkol (spadix), bulir dengan ibu tangkai yang menggembung; bunga-bunga duduk berjejalan, biasanya terlindungi atau dilengkapi dengan seludang. Misalnya suku keladi (Araceae), atau jagung (Zea mays).
- Bongkol (capitulum), tandan atau tongkol yang mengerut, bunga-bunga terangkai serupa bola. Contohnya bunga petai dan kerabatnya (Mimosoideae). Variasi dari bongkol adalah bunga piringan (anthodium) pada Compositae, dengan bunga-bunga tabung di bagian tengah dan bunga-bunga pita di tepinya.
- Untai (catkin, ament, amentum), bulir menggantung yang berisi bunga-bunga berkelamin tunggal seperti pada lada (Piper nigrum) atau sirih (P. betle).
a. Bunga
majemuk sederhana terbatas (determinate)
Perbungaan
sederhana terbatas disebut cymose, dari bentuk dasarnya yang disebut cyme
(payung tambahan, dari bahasa Prancis cime yang berarti ‘puncak, paling atas’)
Selanjutnya cymosa dibedakan lebih lanjut atas:
1. Monochasium,
yakni jika hanya ada satu sumbu sekunder yang tumbuh.
·
Kuncup sekunder selalu muncul pada sisi yang sama:
helicoid cyme atau bostryx (bunga sekrup)
o Tangkai-tangkai
bunga yang baru tumbuh mengikuti satu bidang datar: drepanium (bunga sabit)
·
Kuncup sekunder muncul pada sisi-sisi secara
bergantian: scorpioid cyme
o Tangkai-tangkai
bunga yang baru tumbuh membentuk semacam spiral: cincinnus (salah satu penciri
suku Boraginaceae dan Commelinaceae)
o Tangkai-tangkai
bunga yang baru tumbuh zigzag mengikuti satu bidang datar: rhipidium (bunga
kipas, seperti pada banyak anggota suku Iridaceae)
2. Dichasial
cyme, yakni jika ada dua sumbu sekunder yang tumbuh bersamaan.
·
Sumbu sekunder juga dichasial: dichasium
(Karakteristik suku Caryophyllaceae)
·
Sumbu sekunder monochasial: double scorpioid cyme atau
double helicoid cyme
Pleiochasium,
yakni jika terdapat lebih dari dua sumbu sekunder yang tumbuh bersamaan.
Bunga majemuk sederhana terbatas ini juga bisa mengalami pemadatan
sedemikian rupa sehingga menyerupai bunga payung (umbel). Nama yang tepat,
dengan demikian, adalah umbelliform cyme; namun secara sederhana biasanya
disebut bunga payung saja. Sementara yang lain, bisa menyerupai bentuk tandan
(botrys) sehingga disebut botryoid, yakni tandan dengan bunga terminal. Bunga
ini sering secara tidak tepat disebut sebagai bunga tandan (saja).
Bunga berkas (fascicle, fasciculus) adalah tandan
(raceme) atau payung tambahan (cyme) yang tereduksi, sehingga bunga-bunganya
tumbuh berjejalan pada ketinggian yang kurang lebih sama di ibu tangkai bunga.
Berkas semu atau karangan semu (verticillaster) adalah bunga berkas yang
memiliki struktur dichasium, yakni bunga-bunga yang terletak pada lingkaran
sesungguhnya tersusun atas beberapa anak payung; bentuk ini umum dijumpai pada
suku Labiatae (Lamiaceae). Karangan semu (verticillaster) yang ibu tangkai
bunganya tereduksi bisa membentuk suatu bulir semu (spicate atau spicata), yang
sering dianggap sebagai bulir (saja).
1) Bunga
majemuk berganda
Bunga-bunga
majemuk berganda (synflorescences) bentuknya dapat ditelusuri menurut
bentuk-bentuk bunga majemuk sederhana. Jika bunga-bunga majemuk sederhana
tersusun dari kuntum-kuntum bunga individual yang terangkai menurut pola
tertentu, maka bunga majemuk berganda tersusun dari serangkaian bunga-bunga
majemuk sederhana, baik yang terbatas (cymose) maupun yang tidak terbatas (racemose).
Bunga
majemuk berganda bisa berulang polanya dua kali, tiga kali (berganda tiga),
atau lebih. Beberapa bentuknya demikian rumit sehingga sulit diusut akar
polanya. Bunga majemuk berganda yang mengulang-ulang pola dasarnya dikenal
dengan sebutan double inflorescence.
Bunga
tandan berganda biasa disebut sebagai malai (panicle, paniculus), walau
sebetulnya istilah malai yang sejati mengacu pada bentuk yang hampir serupa
dengan itu. Malai ini dapat terbentuk tanpa suatu ‘tandan ujung’ dan disebut
homoeothetic, atau dapat berakhir dengan tandan ujung (yang menggantikan posisi
bunga terminal) dan disebut heterothetic. Bunga payung berganda atau bunga
payung majemuk adalah bunga payung (umbel) yang kuntum-kuntum bunganya
digantikan oleh payung-payung bunga.
Howdy! This blog post couldn't be written much
BalasHapusbetter! Looking at this article reminds me of my previous roommate!
He constantly kept preaching about this.
I most certainly will forward this article to him. Fairly certain he'll have a good read.
I appreciate you for sharing!