- Back to Home »
- Makalah »
- Entomologi dan Fitopatologi : Pertumbuhan dan Perkembangan Serangga
Posted by : Zero Kun
31 Mei 2015
MAKALAH
ENTOMOLOGI DAN FITOPATOLOGI
“PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN SERANGGA”
KELOMPOK
I :
APRIANTO SIMON E 281 13 047
MUHAMMAD FAWZUL ALIF NUGROHO E 281 13 002
MOH. FIKRI E 281 13 062
MUH. FARAS E 281 13 024
RUSDI RISPRIADI E 281 13 059
MUH. SAADILAH E 281 13 007
FENDI ARNATA E 281 13 058
NUR HADI SANTOSO E 281 13 025
FAKULTAS
PERTANIAN
PROGRAM
STUDI AGROTEKNOLOGI
JURUSAN
BUDIDAYA PERTANIAN
UNIVERSITAS
TADULAKO
2014
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kurang lebih1 juta spesies serangga
telah dideskripsi (dikenal dalam ilmu pengetahuan), dan hal ini merupakan
petunjuk bahwa serangga merupakan mahluk hidup yang mendominasi bumi.
Diperkirakan, masih ada sekitar 10 juta spesies serangga yang belum
dideskripsi. Walaupun
ukuran badan serangga relatif kecil dibandingkan dengan vertebrata,
kuantitasnya yang demikian besar menyebabkan serangga sangat berperan
dalam biodiversity (keanekaragaman bentuk hidup) dan dalam
siklus energi dalam suatu habitat. Ukuran tubuh serangga bervariasi dari
mikroskopi (seperti Thysanoptera, berbagai macam kutu dll.) sampai yang besar
seperti walang kayu, kupu-kupu gajah dsb. Dalam suatu habitat di hutan hujan
tropika diperkirakan, dengan hanya memperhitungkan serangga sosial (jenis-jenis
semut, lebah dan rayap), peranannya dalam siklus energi adalah 4 kali peranan
jenis-jenis vertebrata.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apakah yang dimaksud dengan pertumbuhan
dan perkembangan serangga ?
2.
Bagimanakah proses dan jenis dari
pertumbuhan serangga ?
3.
Bagaimanakah proses dan jenis dari
perkembangan serangga ?
4.
Apa saja faktor yang dapat mempengaruhi
kehidupan seangga ?
BAB II
ISI
2.1 Pengertian Pertumbuhan Serangga
Pertumbuhan serangga adalah peristiwa
perubahan biologi yang terjadi pada serangga yang berupa pertambahan ukuran
(volume, massa, dan tinggi) dan bersifat irreversible atau tidak dapat kembali
ke bentuk semula. Sebagai contoh : pertambahan
serangga, pertambahan berat serangga, tubuh serangga bertambah besar ketika
menginjak fase dewasa (imago). Pertumbuhan bersifat kualitatif/punya nilai yang
dapat diukur dalam angka. Selama hidupnya
makhluk hidup selain mengalami pertumbuhan juga mengalami perkembangan.
2.2 Pengertian
Perkembangan Serangga
Perkembangan serangga merupakan proses biologis menuju tingkat kedewasaan, dapat
berupa perubahan bentuk, susunan dan fungsi organ-organ tubuh menuju
kedewasaan/kesempurnaan. Dalam perubahan tersebut perbedaan ukurannya tidak
terlalu besar/mencolok namun terjadi perubahan besar yang tidak dapat diukur
berupa perubahan bentuk. Proses perkembangan yang sudah memasuki tahap akhir
salah satu cirinya adalah kematangan organ-organ reproduksi.
Proses perkembangan yang mengubah
pradewasa instar pertama menjadi dewasa disebut metamorfosis (metamorphosis),
yang arti sebenarnya adalah perubahan bentuk. Perubahan
bentuk itu bisa berangsur-angsur (gradual), yaitu bentuk pradewasa
secara umum hampir sama dengan bentuk dewasanya, atau tiba-tiba (abrupt),
yaitu bentuk pradewasanya sangat berbeda dengan dewasanya dan perubahan ini
terjadi pada instar akhir pradewasa.
Metamorfosis terbagi atas beberapa jenis antara lain :
2.2.1
Hemimetabola (Metamorfosis tidak
sempurna)
Fase spesies yang belum dewasa pada
metamorfosis biasanya disebut larva/nimfa. Tapi pada metamorfosis kompleks pada
kebanyakan spesies serangga, hanya fase pertama yang disebut larva/nimfa. Pada
hemimetabolisme, perkembangan nimfa berlangsung pada fase pertumbuhan berulang
dan ekdisis (pergantian kulit), fase ini disebut instar. Hemimetabola adalah tahap perkembangan
Insecta yang tidak sempurna, dimana Insecta muda yang menetas mirip dengan
induknya, tetapi ada organ yang belum muncul, misalnya sayap. Sayap itu akan muncul hingga pada saat
dewasa hewan tersebut. Insecta muda disebut nimfa. Ringkasan skemanya adalah telur –
nimfa (larva) – dewasa (imago). Contoh
Insecta ini adalah belalang, kecoa (periplaneta americana), jangkrik (gryllus
sp.), dan walang sangit (leptocorisa acuta).
Tahapan
perkembangannya sebagai berikut:
·
Telur
Telur
diletakkan secara beragam, beberapa serangga menyatukan telurnya secara pasif,
misalnya pada Plasmida (walkingstick), yang lain menempelkan telur pada
substratnya satu-satu atau dalam kelompok. Jenis-jenis Vrysopidae
(Neuroptera) meletakkan telur dengan tungkai yang kaku yang panjang; telur
terdapat di ujung tangkai. Berbagai jenis serangga (belalang
lapangan, belalang sembah, lipas) meletakkan telur dalam paket, disebut ooteka
atau paket telur; dalam satu paket terdapat banyak telur. Bahan untuk melekatkan
telur atau untuk pembuatan paket berasal dari kelenjar penyerta (accessory
glands).
·
Nimfa
ialah serangga muda yang mempunyai
sifat dan bentuk sama dengan dewasanya. Dalam fase ini serangga muda mengalami
pergantian kulit (ekdisis). Tiap tahapan diantara pergantian kulit disebut
instar. Tergantung dari spesiesnya, bisa terdapat 8-17 instar. Nimfa bisa
memerlukan waktu dari mulai 4 minggu sampai dengan beberapa tahun untuk terus
berkembang sampai cukup besar untuk berubah menjadi dewasa.
·
Imago
Imago (dewasa), ialah fase yang
ditandai telah berkembangnya semua organ tubuh dengan baik, termasuk alat
perkembangbiakan serta sayapnya.
2.2.2
Holometabola (Metamorfosis sempurna)
Holometabola adalah perkembangan Insecta dengan setiap tahap menunjukan
perubahan wujud yang sanagt berbeda (sempurna). Tahapnya adalah sebagai berikut
; telur – larva – pupa – dewasa. Larvanya berbentuk ulat tumbuh dan
mengalami ekdisis beberapa kali. Setalah itu larva menghasilkan pelindung keras
disekuur tubuhnya untuk membentuk pupa. Pupa berkembang menjadi bagian tubuh
seperti antena, sayap, kaki, organ reproduksi, dan organ lainnya yang merupakan
struktur Insecta dewasa. Selanjutnya, Insecta dewasa keluar dari pupa.
Sementara di dalam pupa, serangga akan mengeluarkan cairan pencernaan, untuk
menghancurkan tubuh larva, menyisakan sebagian sel saja. Sebagian sel itu
kemudian akan tumbuh menjadi dewasa menggunakan nutrisi dari hancuran tubuh
larva. Contoh Insecta ini adalah kupu-kupu, lalat, dan nyamuk.
Lama serangga menghabiskan waktunya
pada fase dewasa atau pada fase remajanya tergantung pada spesies serangga itu.
Misalnya mayfly yang hanya hidup pada fase dewasa hanya satu hari, dan cicada,
yang fase remajanya hidup di bawah tanah selama 13 hingga 17 tahun. Kedua
spesies ini melakukan metamorfosis tidak sempurna.
Tahapan dari metamorfosis sempurna adalah:
·
Telur
·
Larva,
Larva serangga muda yang bentuk dan sifatnya berbeda
dengan dewasa. Larva merupakan fase yang aktif makan, sedangkan pupa merupakan
bentuk peralihan yang dicirikan dengan terjadinya perombakan dan penyususunan
kembali alat-alat tubuh bagian dalam dan luar.
·
Pupa, atau chrysalis.
Pupa adalah kepompong dimana pada
saat itu serangga tidak melakukan kegiatan apa-apa. Di dalam pupa, serangga
akan mengeluarkan cairan pencernaan, untuk menghancurkan tubuh larva,
menyisakan sebagian sel saja. Sebagian sel itu kemudian akan tumbuh menjadi
dewasa menggunakan nutrisi dari hancuran tubuh larva. Proses kematian sel
disebut histolisis, dan pertumbuhan sel lagi disebut histogenesis.
·
Imago, fase dewasa atau fase perkembangbiakan.
2.2.3
Tanpa
metamorfosis / ametamorfosis (ametabola).
Perubahan struktur tubuh pada serangga ini
hampir tidak kelihatan, sehingga seringkali disebut juga tidak mengalami
metamorfosis. Contohnya serangga ametabola adalah Collembola, Thysanura dan
Diplura. Bentuk pradewasa ametabola disebut nimfa. Segera setelah
menetas lahir serangga muda yang mirip dengan induknya. Kemudian setelah tumbuh
membesar dan mengalami pergantian kulit baru menjadi serangga dewasa tanpa
terjadi perubahan bentuk, hanya mengalami pertambahan besar ukuran saja.
2.2.4 Metamorfosis bertahap (Paurometabola)
Perkembangan
serangga ini berubah secara bertahap dalam bentuk luarnya dari telur sampai
bentuk dewasa. Bentuk pradewasa disebut nimfa, mempunyai kebiasaan serupa
dengan yang dewasa. Kelompok serangga ini disebut juga Paurometabola. Contohnya
antara lain, kutu (Phthiraptera), kepik (Hemiptera), rayap (Isoptera), belalang
(Orthoptera), lipas (Dictyoptera) (Gambar ). Selain itu ada pula serangga yang
termasuk di dalam kelompok metamorfosis sederhana tetapi stadium pradewasanya
hidup di air, contohnya ialah capung (Odonata). Bentuk pradewasa disebut naiad
atau tempayak. Kelompok serangga ini disebut juga Hemimetabola. Serangga mengalami
perubahan bentuk secara bertahap, selama siklus hidupnya mengalami tiga stadia
pertumbuhan, yaitu stadia telur, nimfa, dan imago.
2.3 Faktor yang dapat mempengaruhi Pertumbuhan dan
Perkembangan Serangga
2.3.1
Faktor Abiotik
·
Cahaya
Cahaya mempunyai peranan
penting dalam pertumbuhan, perkembangannya dan tahan kehidupannya serangga baik
secara langsung maupun tidak langsung. Cahaya mempengaruhi aktifitas serangga,
cahaya membantu untuk mendapatkan makanan, tempat yang lebih sesuai. Setiap
jenis serangga membutuhkan intensitas cahaya yang berbeda untuk aktifitasnya. Serangga diurnal
yaitu serangga
yang membutuhkan intensitas cahaya tinggi aktif pada siang hari.Serangga krepskular adalah serangga yang membutuhkan intensitas cahaya
sedang aktif pada senja hari. Serangga
nokturnal adalah serangga
yang membutuhkan intensitas cahaya
rendah aktif pada malam hari.
·
Suhu
Suhu
merupakan faktor penting yang mempengaruhi kehidupan serangga, baik terhadap
perkembangan maupun aktivitasnya. Pengaruh suhu terhadap serangga terbagi
menjadi beberapa kisaran. Pertama, suhu maksimum dan minimum yaitu kisaran suhu
terendahatau tertinggi yang dapat menyebabkan kematian pada serangga; kedua
adalah suhu estivasi atau hibernasi yaitu kisaran suhu diatas atau dibawah suhu
optimum yang dapat mengakibatkan serangga mengurangi aktivitasnya atau dorman;
dan ketiga adalah kisaran suhu optimum. Pada sebagian besar serangga kisaran
suhu optimumnya adalah15-380 C.
·
Curah Hujan
Curah
hujan merupakan pemicu perkembangan eksternal dan berguna untuk merangsang
keluarnya kasta reproduksi dari sarang. Serangga tidak keluar jika curah hujan
rendah. Curah hujan yang terlalu tinggi juga dapat menurunkan aktivitas
serangga. Curah hujan umumnya memberikan pengaruh fisik secara langsung pada
kehidupan koloni serangga.
·
Kelembapan
Serangga seperti juga hewan
yang lain harus memperhatikan kandungan air dalam tubuhnya, akan mati bila
kandungan airnya turun melewati batas toleransinya.
Berkurangnya kandungan air
tersebut berakibat kerdilnya pertumbuhan dan rendahnya laju metabolisme. Kandungan air dalam tubuh serangga bervariasi dengan
jenis serangga, pada umumnya berkisar antara 50-90% dari berat tubuhnya. Pada
serangga berkulit tubuh tebal kandungan airnya lebih rendah. Agar dapat
mempertahankan hidupnya serangga harus selalu berusaha agar terdapat
keseimbangan air yang tepat. Kelembaban
juga mempengaruhi sifat-sifat, kemampuan bertelur dan pertumbuhan serangga.
2.3.2
Faktor
Biotik
Faktor biotik adalah semua faktor
yang pada dasarnya bersifat hidup dan berperan dalam keseimbangan populasi OPT.
Termasuk dalam faktor biotik adalah parasit, predator, kompetisi dan resistensi
tanaman. Faktor makanan adalah unsur utama yang menentukan perkembangan OPT.
Tersedianya inang (tanaman dan hewan) yang menjadi sumber makanan merupakan
factor pembatas dalam menentukan taraf kejenuhan populasi (carryng Capacity)
lingkungan atas OPT. Untuk faktor
kompetitor, apabila terdapat jenis lain atau individu
lain yang kebutuhannya sama di suatu tempat yang sama maka terjadi kompetisi,
Kompetisi intraspesifik menyebabkan pemencaran dan perkelahian, Kompetisi
interspesifik (Jenis hama berbeda tetapi makanan sama). Di dalam hal ini yang
paling sering predator kalah saing. Selain itu musuh alami kadang juga
merupakan faktor yang bisa mengendalikan populasi hama.
BAB
III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
1.
Pertumbuhan bersifat
kualitatif/punya nilai yang dapat diukur dalam angka
2. Metamorfosis adalah suatu proses biologi
di mana hewan secara fisik mengalami perkembangan biologis setelah dilahirkan
atau menetas, melibatkan perubahan bentuk atau struktur melalui pertumbuhan sel
dan differensiasi sel.
3. Faktor utama yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan serangga yaitu faktor biotik dan
faktor abiotik.