Popular Post

Posted by : Zero Kun 31 Mei 2015

MAKALAH ENTOMOLOGI DAN FITOPATOLOGI
BAKTERI



Disusun Oleh Kelompok 2 :
Nur Hadi Santoso                                                  E 281 13 025
Muhammad Fawzul Alif Nugroho                 E 281 13 002
Iklan Priyanto                                                        E 281 13 006
Dewi Sinta Afriana                                                E 281 13 011
Moh Fahri                                                              E 281 13 017
Jemi Patangke                                                        E 281 13 021
Adhi Saputra                                                         E 281 13 022
Dewi Kartika Sari                                                  E 281 13 026
Farid                                                                     E 281 10 052
Yuli Ispiani                                                            E 281 10 053
Sandi Purnawirawan                                               E 281 10 056
Fendy Arnata                                                        E 281 10 058
Moh Fikri                                                              E 281 10 062
Tria Nurul Ainun Hambali                                     E 281 10 208






FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2015


BAB I
PENDAHULUAN
1.1       Latar Belakang                                        
Di dalam kehidupannya beberapa mikroorganisme seperti bakteri, jamur, dan virus selalu dipengaruhi oleh lingkungannya dan untuk mempertahankan hidupnya mikroorganisme melakukan adaptasi dengan lingkungannya. Adaptasi ini dapat terjadi secara cepat serta bersifat sementara waktu dan dapat pula perubahan itu bersifat permanen sehingga mempengaruhi bentuk morfologi serta struktur anatomi dari bakteri, jamur, dan virus. Untuk mengidentifikasikan suatu mikroorganime dapat dilakukan dengan mengetahui morfologi dan struktur anatominya. Oleh karena itu kita perlu mengetahui bentuk morfologi dan struktur anatomi dari bakteri.
1.2      Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan bakteri?
2.      Apa saja struktur tubuh dan cara hidup bakteri?
3.      Bagaimana cara perkembangbiakan bakteri?
4.      Apa saja bakteri penyebab penyakit tanaman?
1.3         Tujuan
1.        Kita dapat mengetahui  pengertian bakteri
2.        Kita dapat mengetahui struktur tubuh dan cara hidup bakteri
3.        Kita dapat mengetahui cara  perkembangbiakan bakteri
4.        Kita dapat mengetahui bakteri penyebab penyakit tanaman
BAB II
ISI
2.1       Pengertian Bakteri
            Bakteri, dari bahasa latin bacterium (jamak, bacteria), merupakan kelompok besar dari organisme hidup. Mereka sangatlah kecil (mikroskopik) dan kebanyakan uniselular (bersel tunggal), dengan struktur sel yang relatif sederhana tanpa nukleus/inti sel, cytoskeleton, dan organel lain seperti mitokondria dan kloroplas.
Bakteri rata-rata berdiameter 1,25 mikrometer (μm). (mikrometer = 1/1000000 meter). Bakteri yang terkecil adalah Dialister pneumosintes dengan panjang tubuh 0,15 – 0,30 μm, sedangkan bakteri terbesar adalah Spirillum voluntans, panjang tubuh 13 – 15 μm.
            Ukuran bakteri adalah mikroskopis artinya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop. Bakteri aktif bergerak pada kondisi lembab. Pada keadaan kekurangan air, bakteri akan tidak aktif bahkan dapat menyebabkan kematian.
2.2        Struktur Tubuh Bakteri
Berdasarkan berntuknya, bakteri dibagi menjadi tiga golongan besar, yaitu:
a.       Kokus (Coccus) dalah bakteri yang berbentuk bulat seperti bola, dan mempunyai beberapa variasi sebagai berikut:
1.      Monococcus, jika kecil dan tunggal
2.      Diplococcus, jka bergandanya dua-dua
3.      Tetracoccus, jika bergandengan empat dan membentuk bujursangkar
4.      Sarcina, jika bergerombol membentuk kubus
5.      Staphylococcus, jika bergerombol
6.      Streptococcus, jika bergandengan membentuk rantai

b.      Basil (Bacillus) adalah kelompok bakteri yang berbentuk batang atau silinder, dan mempunyai variasi sebagai berikut:
1.      Diplobacillus, jika bergandengan dua-dua
2.      Streptobacillus, jika bergandengan membentuk rantai
c.       Spiril (Spirilum) adalah bakteri yang berbentuk lengkung dan mempunyai variasi sebagai berikut:
1.      Vibrio, (bentuk koma), jika lengkung kurang dari setengah lingkaran
2.      Spirilium, jika lengkung lebih dari setengah lingkaran
Bentuk tubuh/morfologi bakteri dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, medium dan usia. Oleh karena itu untuk membandingkan bentuk serta ukuran bakteri, kondisinya harus sama. Pada umumnya bakteri yang usianya lebih muda ukurannya relatif lebih besar daripada yang sudah tua.
Bagian-bagian dari struktur bakteri ini meliputi:
1.      Dinding sel
Dinding sel ini tersusun atas mukopolisakarida dan peptidoglikan (murein) yaitu susunan yang terdiri dari polimerbesar dan terbuat dari N – asetil glukosamin dan asam N – asetil muramat yang saling berikatan silang dengan ikatan kovalen.
2.       Kapsul
Merupakan selaput licin terdiri dari polisakarida terletak di luar dinding sel, bakteri yang patogen memiliki kapsul berfungsi mempertahankan diri dari antitoksin yang dihasilkan sel inang.

3.      Flagel
Flagel merupakan cambuk getar yang berfungsi untuk bergerak, flagel melekat pada membran luar di dinding sel. Berdasarkan letak dan jumlah flagel yang dimiliki maka bakteri dibedakan menjadi:
a.       Monotrik, yaitu bakteri yang memiliki sebuah flagel pada satu ujungnya.
b.      Lopotrik, yaitu bakteri yang pada satu ujungnya memiliki lebih dari satu flagel.
c.       Amfiktrik, yaitu bakteri yang pada kedua ujungnya hanya terdapat satu buah flagel.
d.      Periktirk, yaitu bakteri yang memiliki flagel pada seluruh permukaan tubuhnya.
4.      Membran sel
Tersusun atas lemak dan protein, bersifat semipermeable, berfungsi untuk mengatur keluar masuknya zat ke dalam sel.
5.      Mesosom
Terbentuk dari membran sel yang tidak membentuk lipatan. Organel ini berfungsi sebagai tempat pemisahan dua molekul DNA dan berperan juga dalam pembentukan dinding sel baru antara kedua sel anak tersebut.
6.      Sitoplasma
Sitoplasma merupakan tempat berlangsungnya reaksi metabolik.
7.      DNA
DNA berfungsi untuk mengontrol sintesis protein dan pembawaan sifat.
8.      Ribosom
Ribosom tersusun atas protein dan RNA, sebagai tempat sintesis protein.
2.3       Cara Hidup Bakteri
Bakteri pada umumnya bersifat hetotrof, hidupnya sebagai safprofit atau sebagai parasit. Namum, demikian, ada pula beberapa jenis yang mampu mengadakan asimilasi, jadi bersifat autotrof. Berdasar asalnya energy yang digunakan dalam asimilasi, bakteri yang bersifat autotrof itu dibedakan dalam 2 golongan yaitu :
a)      Yang bersifat Kemoautotrof, bila energy untuk asimilasinya (kemosintesis) diperileh dari reaksi-reaksi Kimia, misalnya dari proses-proses oksidasi senyawa tertentu. Bakteri nitrit dengan mengoksidasi NH3, bakteri nitrat dengan mengoksidasi HNO2, Bakteri belerang dengan mengoksidasikan berbagai senyawa belerang.
b)      Yang bersifat Fotoautotrof, bila energy untuk asimilasi (fotosintesis) diperoleh dari cahaya matahari. Seperti pada tumbuhan hijau, bakteri yang dapat mengadakan fotosintesis adalah bakteri-bakteri yang memepunyai zat warna, dari golongan Thiothodaceae (bakteri belerang berzat warna).


Bakteri yang hidup sebagai saprofit menggunakan sisa-sisa tumbuhan atau hewan substrat dan sumber kebutuhan hidupnya. Oleh kegiatan fisiologi bakteri yang menempatinya, substrat itu akan mengalami proses penguraian yang biasanya disertai dengan timbulnya energy. Proses itu dinamakan pembusukan bila terjadinya menimbulkan zat-zat yang berbau tidak sedap (busuk), dan dinamakan fermentasi bila merupakan suatu pernafasan intrataolekular. Dengan demikian bakteri-bakteri saprofit melalui proses penguraian menjadi pembersih sisa-sisa makhluk hidup.
Dalam hubungan dengan cara hidupnya sebagai parasit, kita membedakan parasit obligat, bila bakteri itu hanya dapat hidup sebagai parasit saja, dan parasit fakultatif, bila bakteri dapat hidup baik mengenai bakteri pathogen, yaitu bakteri yang hidup sebagai parasit dan menimbulkan penyakit bagi inangnya, baik yang berupa tumbuhan maupun hewandan manusia.
2.4       Cara Perkembangbiakan Bakteri
            Bakteri berkembang biak dengan cara rekombinasi genetik dan membelah diri.
a.       Rekombinasi genetik adalah pemindahan secara langsung bahan genetik (DNA) di antara dua sel bakteri melalui proses berikut:

Transformasi adalah perpindahan materi genetik berupa DNA dari sel bakteri yang satu ke sel bakteri yang lain.
1.      Transduksi adalah pemindahan materi genetik bakteri ke bakteri lain dengan perantaraan virus.

2.      Konjugasi adalah bergabungnya dua bakteri (+ dan –) dengan membentuk jembatan untuk pemindahan materi genetik.

b.      Pembelahan diri secara biner (langsung).
Pada pembelahan ini, sifat sel anak yang dihasilkan sama dengan sifat sel induknya.

2.5       Bakteri Sebagai Penyebab Penyakit pada Tanaman
Beberapa Bakteri menyebabkan penyakit pada tumbuhan jenis bakteri tersebut antara lain dari Genus Pseudomonas migula, Genus Xanthomonas dows, Genus Agrobacterium, Genus Corynebacterium, Genus Erwinia, Genus Streptomycetes.
1.      Agrobacterium merupakan bakteri berbentuk batang pendek, motil (dapat bergerak), flagela peritrik, menyebabkan hipertropi yang berupa gall pada akar dan batang. Hanya ada 5 jenis dari genus Agrobacterium yang merupakan patogen tanaman, dan yang paling dikenal yaitu Agrobacterium tumefaciens yang menyebabkan penyakit crown gall atau bengkak pada pangkal batang, akar, dan ranting tanaman gandum, anggur dan mawar, Agrobacterium rhizogenes penyebab penyakit akar berambut (hairy roots), dan Agrobacterium rubi penyebab penyakit bengkak pada batang, dahan, daun dan bunga tanaman oleander.
2.      Corynebacterium merupakan bakteri berbentuk batang ramping, non-motil (ada yang motil yaitu Corynebacterium flaccumfaciens dan C. poinseltae), kebanyakan menyebabkan layu tanaman. Genus Corynebacterium mempunyai ± 11 jenis yang bersifat patogen tanaman. Genus ini termasuk penyebab penyakit tanaman yang sampai sekarang belum pernah berarti. Contoh Corynebacterium fasciens penyebab penyakit fasiasi pada dahan kapri, crysanthenum, Corynebacterium spedonicum penyebab penyakit layu bakteri pada kacang buncis, dan Corynebacterium michiganense penyebab penyakit layu bakteri pada tomat.
3.      Erwinia merupakan bakteri berbentuk batang, motil, flagela peritrik, penyebab kematian jaringan yang bersifat kering, juga penyebab benjolan-benjolan, layu dan busuk basah. Genus Erwinia mempunyai ± 22 jenis yang bersifat patogen tanaman dan biasanya sangat sulit dikendalikan. Contoh Erwinia amylovora penyebab penyakit fireblight pada apel, Erwinia carotovora penyebab penyakit busuk basah pada wortel dan sayuran lain sampai tembakau, Erwinia chrysanthemi penyebab penyakit busuk lunak pada kentang, talas dan nenas, Erwinia dissolvens penyebab penyakit busuk lunak pada batang jagung.
4.      Pseudomonas merupakan genus terbesar sebagai penyebab penyakit tanaman, bakteri berbentuk batang, motil dengan flagela polar, koloni membentuk pigmen berwarna kehijauan yang larut dalam air. Genus Pseudomonas meliputi hampir separuh jenis bakteri yang mampu menimbulkan penyakit tanaman. Bakteri patogen ini menyebabkan gejala yang bervariasi mulai daribercak daun, hawar, busuk daun, sampai layu. Contoh Pseudomonas solanacearum penyebab penyakit layu pada tanaman-tanaman Solanaceae dan jahe, Pseudomonas glycinea penyebab penyakit hawar daun kedelai, Pseudomonas phaseolicola penyebab penyakit bercak halo pada buncis, Pseudomonas pseudozoogloeae penyebab penyakit karat hitam pada tembakau, Pseudomonas malvacearum penyebab penyakit bercak bersudut pada kapas.
5.      Genus Xanthomonas, yang mencakup hampir 60 jenis mampu menimbulkan penyakit pada tanaman. Bakteri berbentuk batang kecil, bergerak dengan satu flagela di ujung, koloni berlendir berwarna kuning. Gejala-gejala yang disebabkan oleh Xanthomonas juga bervariasi yang meliputi busuk, hawar dan bercak. Jenis-jenis Xanthomonas mempunyai kekhususan terutama terbentuknya pigmen kuning pada koloninya. Contoh Xanthomonas campestris penyebab penyakit hawar daun padi, kedelai dan busuk lunak pada talas, ubi kayu, Xanthomonas citri penyebab penyakit kanker pada jeruk, Xanthomonas malvacearum penyebab penyakit bercak bersudut pada kapas, Xanthomonas oryzae penyebab penyakit hawar daun padi.
6.      Genus Streptomyces merupakan genus bakteri patogen tanaman yang hanya mempunyai dua jenis yang mampu menyebabkan penyakit tanaman. Sifat yang menonjol dari genus ini adalah adanya hifa halus ( < 1 μm) atau bentuk seperti benang yang bercabang-cabang dengan konidia pada ujung rantai hifa. Ukuran bakteri maupun konidianya tidak berbeda yaitu sekitar 1 – 2 μm. Pada benang ini, setiap sel berfungsi sebagai satu individu tersendiri. Selain itu, Streptomyces juga biasa membentuk endospora yang tidak dijumpai pada bakteri patogen lainnya. Genus ini sama dengan Corynebacterium yang kurang berarti kecuali Streptomyces scabies penyebab penyakit kudis pada umbi kentang dan Streptomyces ipomea penyebab penyakit kutil pada umbi jalar.
2.6       Bakteri yang Menguntungkan di Bidang Pertanian
a.       Bakteri Rhizobium leguminosarum
Bakteri Rhizobium adalah salah satu kelompok bakteri yang berkemampuan sebagai penyedia hara bagi tanaman.
Peranan rhizobium terhadap pertumbuhan tanaman khususnya berkaitan dengan masalah ketersediaan nitrogen bagi tanaman inangnya. Pada tanaman legum, Rhizobium mampu mencukupi 80% kebutuhan nitrogen tanaman legum dan meningkatkan produksi antara 10% - 25%. Tanggapan tanaman sangat bervariasi tergantung pada kondisi tanah dan efektivitas populasi asli.
Bila bersimbiosis dengan tanaman legum, kelompok bakteri ini akan menginfeksi akar tanaman dan membentuk bintil akar di dalamnya. Akar tanaman tersebut menyediakan karbohidrat dan senyawa lain bagi bakteri melalui kemampuannya mengikat nitrogen bagi akar. Jika bakteri dipisahkan dari inangnya (akar), maka tidak dapat mengikat nitrogen sama sekali atau hanya dapat mengikat nitrogen sedikit sekali. Bintil-bintil akar melepaskan senyawa nitrogen organik ke dalam tanah tempat tanaman polong hidup. Dengan demikian terjadi penambahan nitrogen yang dapat menambah kesuburan tanah.


b.      Bakteri Pasteuria penetrans
Bakteri Pasteuria penetrans sangat potensial untuk dikembangkan sebagai salah satu komponen pengendalian nematoda pada tanaman lada. Pengendalian hayati ini diharapkan dapat mengurangi penggunaan pestisida kimia (nematisida) yang berdampak negatif terhadap lingkungan. Penyakit kuning merupakan salah satu kendala produksi lada di Bangka-Belitung dan Kalimantan. Penyakit tersebut disebabkan oleh nematoda parasit terutama Radopholus similis dan Meloidogyne incognita.
Akibat serangan nematoda tersebut, pertumbuhan tanaman menjadi terhambat serta warna daun dan dahan menjadi kuning. Daun-daun yang menguning tidak menjadi layu, tetapi tergantung kaku dan sangat rapuh sehingga secara bertahap akan gugur. Untuk mengendalikan penyakit kuning, para petani lada biasanya menggunakan bahan kimia. Namun, penggunaan bahan kimia secara terus menerus dapat mencemari lingkungan, menimbulkan resurjensi dan resistensi nematoda serta terbunuhnya musuh-musuh alami yang mempunyai peranan dalam menjaga keseimbangan hayati.
Nematoda parasit dapat dikendalikan dengan menggunakan agen hayati yang merupakan musuh alaminya, misalnya bakteri Pasteuria penetrans. Bakteri ini tersebar luas di berbagai daerah serta dapat bertahan hidup lama di dalam tanah karena mampu membentuk spora yang tahan terhadap kekeringan dan input pertanian. Dilaporkan bahwa P. penetrans mampu menekan populasi M. incognita pada tanaman tembakau, kacang tanah, dan tomat.
2.7       Cara Mengatasi Penyakit Tanaman yang Disebabkan Bakteri
1.      Penggunaan bibit yang sehat.  Bibit yang sakit tidak boleh digunakan, karena penggunaan bibit yang sakit dapat meningkatkan kematian tanaman lebih dari 30%
2.      Desinfeksi air siraman. Bakteri ini dapat terbawa oleh air siraman, sehingga sebaiknya air siraman yang digunakan didesinfeksi dengan Kalium permanga-nat lebih kurang 50 gram per 1 m3 air
3.      Pergiliran tanaman. Mengusahakan agar selama tidak ditanami, lahan tidak ditumbuhi oleh tanaman yang rentan penyakit ini. Penggunaan tanaman yang tidak rentan seperti Mimosa invisa cukup efektif dalam menangani penyakit ini, karena penanaman Mimosa invisa dalam jangka waktu tertentu (selama 1 tahun sebelum tanaman pokok), dapat memak-sa bakteri hidup pada di luar tanaman inang, sehingga bakteri akan mati atau menjadi lemah.  Selain itu Mimosa invisa ini dapat memperbaiki struktur tanah dan menjadi sumber nitrogen.
4.      Penggarapan tanah. Dengan mengadakan penggarapan tanah yang baik, tepat dan intensif
5.      Pemupukan. Percobaan-percobaan yang pernah dilakukan menunjukkan bahwa pemupukan dengan superfosfat tunggal (enkelsuperfosfat, ESP) dapat mengurangi penyakit layu ini.  Diduga karena kandungan kalsiumfosfat yang tinggi dalam pupuk tersebut.
6.      Sterilisasi tanah pembibitan.  Tanah pembibitan dapat disterilisasi dengan cara dipanaskan dengan uap panas dari ketel-ketel yang dipanaskan.  Uap panas dapat dimasukkan ke dalam tanah melalui susunan pipa seperti garpu, dengan uap panas ini, suhu tanah dapat mencapai 950C, sehingga tanah dapat terbebas dari Pseudomonas solanacearum selama 3-4 tahun, namun sterilisasi ini mempunyai efek samping yang kurang baik dan juga biayanya sangat mahal sehingga hasilnya tidak selalu memuaskan, sejak tahun 1970-an sterilisasi tanah pembibitan ini tidak dilaksanakan lagi.
BAB III
PENUTUP
3.1     Kesimpulan
          Dari makalah “Bakteri” diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.      Bakteri sangatlah kecil (mikroskopik) dan kebanyakan uniselular (bersel tunggal), dengan struktur sel yang relatif sederhana tanpa nukleus/inti sel, cytoskeleton, dan organel lain seperti mitokondria dan kloroplas
2.      Berdasarkan bentuknya bakteri dibagi atas 3 golongan yaitu kokus, basi, dan spiril
3.      Struktur tubuh bakteri yaitu dinding sel, flagel, kapsul, membran sel, mesosom, sitoplasma, DNA, dan rhibosom.
4.      Bakteri penyebab penyakit pada tanaman berasal dari 6 genus yaitu Genus Pseudomonas, Genus Xanthomonas, Genus Agrobacterium, Genus Corynebacterium, Genus Erwinia, Genus Streptomycetes.

5.       
DAFTAR PUSTAKA

Akhmad. 2014. Peranan Bakteri yang Menguntungkan Dalam Bidang Pertanian. http://akhmad113.mywapblog.com/peranan-bakteri-yang-menguntungkan-dalam.xhtml. Diakses pada tanggal 5 april 2015
Junaidi. 2012. Mengenal Gejala Penyakit Layu pada Tanaman dan Cara Menaganainya. http://vedca.siap.web.id/2012/03/21/mengenal-gejala-penyakit-layu-pada-tanaman-dan-cara-menanganinya-oleh-imas-aisyah-sp-m-si-widyaiswara-pppptk-pertanian-cianjur/. Diakses pada tanggal 3 april 2015.
Syahdan, Ulil. 2013. Bakteri. https://www.academia.edu/3653672/MAKALAH_ BAKTERI. Diakses pada tanggal 5 april 2015
Tora, Newbie. 2014. Bakteri Sebagai Penyebab Penyakit. http://www. petanihebat.com/2014/03/bakteri-sebagai-penyebab-penyakit.html. Diakses pada tanggal 3 april 2015.


Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © ZeroMaru ZeOS Sprada - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by ZeroMaru ZeOS Sprada -