- Back to Home »
- Makalah »
- Entomologi dan Fitopatologi : Virus
Posted by : Zero Kun
1 Jun 2015
1.
Muh Faras M.L E 281 13 024
2.
Viddy Adha E 281 13 054
3.
Moh Saadilah E 281 13 007
4.
Usman Anwar E 281 13 014
5.
Azwar E 281 13 028
6.
Moh. Mualimin E
281 13 046
7.
Mohammad Noval E
281 13 036
8.
Syarwan Hamid E 281 13 066
9.
Zulfadli E
281 13 067
10.
Alfid Albani E
281 11 121
11.
Sri Lestari E
281 13 012
12.
Kasmawati E
281 13 055
13.
Evi Lestari E
281 13 061
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2015
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Fitopatologi adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari penyakit
tumbuhan
akibat serangan patogen
ataupun gangguan ketersediaan hara. Berasal dari gabungan kata bahasa Yunani:
phyton berarti tumbuhan; pathos berarti sakit atau menderita; logos
berati ilmu atau pengetahuan. Secara biologis
tumbuhan dikatakan sakit bila tidak mampu melakukan kegiatan fisiologis secara
normal, yang meliputi respirasi, fotosintesis, penyerapan gizi yang diperlukan
dan lain-lain. Selain itu tanaman sakit juga tidak dapat menunjukkan kapasitas
genetiknya, seperti berdaya hasil tinggi, morfologi yang normal dan lain-lain.
Studi ilmu penyakit tumbuhan meliputi studi
tentang penyebab penyakit, studi tentang interaksi antara penyebab penyakit -
tumbuhan inang dan lingkungan, studi tentang fisiologi tanaman sakit. Studi
penyakit tumbuhan dalam populasi tumbuhanya disebut epidemiologi.
Berdasarkan penyebabnya penyakit tumbuhan
dikelompokkan dalam penyakit yang disebabkan oleh penyebab non hidup (abiotik),
penyakit demikian bersifat tidak menular (noninfectious), dan penyakit
tumbuhan yang disebabkan oleh jasad hidup (biotik), yang bersifat menular.
Penyebab penyakit abiotik antara lain adalah
kekurang unsur hara, suhu yang sangat rendah ataupun sangat tinggi, pencemaran
(polusi).
Penyekait tumbuhan biotik antara lain adalah jamur (fungi), bakteri,
fitoplasma,
virus,
viroid, nematoda dan tumbuhan parasitik.
Virus merupakan mahluk hidup terkecil yang hanya
dapat dilihat dengan mikroskop elektron dan lolos dari saringan bakteri
(bakteri filter). Pokok bahasan pada makalah ini adalah berfokus pada virus
pada tanaman dalam dunia pertanian.
1.2
Rumusan
masalah
Dari uraian latar
belakang diatas dapat ditarik beberapa rumusan masalah, yaitu :
- Apa pengertian virus?
- Bagaimana
morfologi virus?
- Bagaimana
klasifikasi virus?
- Bagaimana proses
replikasi virus?
- Apa pengaruh virus
pada tumbuhan?
1.3 Tujuan
Sesuai dengan masalah yang dihadapi maka makalah ini
bertujuan untuk : (1) mengetahui pengertian virus, (2) mengetahui morfologi dan
virus (3) mengetahui klasifikasi virus, (4) Mengetahui proses replikasi virus,
dan (5) mengetahui apa saja pengaruh virus pada tumbuhan.
II.
ISI
2.1
Pengertian
Penelitian mengenai virus dimulai dengan penelitian mengenai
penyakit mosaik yang
menghambat pertumbuhan tanaman tembakau dan membuat daun tanaman tersebut memiliki
bercak-bercak. Pada tahun 1883, Adolf Mayer, seorang
ilmuwan Jerman, menemukan bahwa penyakit tersebut dapat menular ketika tanaman
yang ia teliti menjadi sakit setelah disemprot dengan getah tanaman yang sakit.
Karena tidak berhasil menemukan mikroba pada getah tanaman tersebut, Mayer
menyimpulkan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri
yang lebih kecil dari biasanya dan tidak dapat
dilihat dengan mikroskop
(Aryulina dkk, 2007).
Gambar 1. Percobaan A. Mayer
Pada tahun 1892, Dimitri Ivanowsky dari Rusia menemukan bahwa
getah daun tembakau yang sudah disaring dengan penyaring bakteri masih dapat
menimbulkan penyakit mosaik. Ivanowsky lalu menyimpulkan dua kemungkinan, yaitu
bahwa bakteri penyebab penyakit tersebut berbentuk sangat kecil sehingga masih
dapat melewati saringan, atau bakteri tersebut mengeluarkan toksin yang dapat
menembus saringan. Kemungkinan kedua ini dibuang pada tahun 1897 setelah Martinus Beijerinck dari Belanda
menemukan bahwa agen infeksi di dalam getah yang sudah disaring tersebut dapat
bereproduksi karena kemampuannya menimbulkan penyakit tidak berkurang setelah
beberapa kali ditransfer antartanaman. Patogen mosaik tembakau disimpulkan
sebagai bukan bakteri, melainkan merupakan contagium vivum fluidum,
yaitu sejenis cairan hidup pembawa penyakit (Aryulina dkk, 2007).
Gambar
2. Percobaan D. iwanowsky
Virus berasal
dari bahasa latin yang berarti racun. Hampir semua virus dapat menimbulkan
penyakit pada organisme lain. Saat ini virus adalah mahluk yang berukuran
paling kecil. Virus hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron dan lolos
dari saringan bakteri (bakteri filter) (Aryulina dkk, 2007).
Virus merupakan
salah satu jenis mikroorganisme parasit. Virus ini mempunyai ciri-ciri tidak
dimiliki oleh organisme lain. Virus hanya dapat berkembang biak di sel-sel
hidup lain (sifat virus parasit obligat) karenanya, vius dapat dibiakkan pada
telur ayam yang berisi embrio hidup. Untuk bereproduksi virus hanya memerlukan
asam nukleat saja. Ciri lainnya, virus tidak dapat bergerak maupun melakukan
aktivitas metabolisme sendiri. Selain itu irus tidak dapat membelah diri. Virus
tidak dapat diendapkan dengan sentrifugasi biasa, tetapi dapat dikristalkan.
Berdasarkan tempat hidupnya virus dibagi menjadi tiga jenis yaitu virus
bakteri, virus hewan, dan virus tumbuhan. Ilmu yang mempelajari tentang virus
disebut virology (Sasrawan, 2012).
Dalam proses reproduksi virus hanya dapat berkembang
biak pada sel atau jaringan hidup. Oleh karena itu, virus menginfeksi sel
bakteri, sel hewan, atau sel tumbuhan untuk bereproduksi. Cara reproduksi virus
disebut proliferasi atau replikasi. Pada Bakteriofage reproduksinya dibedakan
menjadi dua macam, yaitu daur litik dan daur lisogenik. Pada daur litik, virus
akan menghancurkan sel induk setelah berhasil melakukan reproduksi, sedangkan
pada daur lisogenik, virus tidak menghancurkan sel bakteri tetapi virus
berintegrasi dengan DNA sel bakteri, sehingga jika bakteri membelah atau
berkembangbiak virus pun ikut membelah.
Pada prinsipnya cara perkembangbiakan virus pada hewan maupun pada tumbuhan mirip dengan yang berlangsung pada bakteriofage, yaitu melalui fase adsorpsi, sintesis, dan lisis (Sasrawan, 2012).
Pada prinsipnya cara perkembangbiakan virus pada hewan maupun pada tumbuhan mirip dengan yang berlangsung pada bakteriofage, yaitu melalui fase adsorpsi, sintesis, dan lisis (Sasrawan, 2012).
2.2 Morfologi virus
Menurut Zaif, (2010) Morfologi virus
berkaitan erat dengan bagian-bagian tubuh virus itu sendiri, berikut ini adalah
bagian-bagian utama dari tubuh virus :
1. Kapsid
Kapsid merupakan
pembungkus asam nukleat, kapsid inilah yang menentukan morfologi virus. Kapsid
berfungsi sebagai pelindung asam nukleat, melekatkan virion pada sel inang yang
terinfeksi virus, dan sebagai penyedia protein untuk virion saat virion
menginfeksi membran sel inang.
2. Asam nukleat
Asam nukleat
berperan penting dalam siklus hidup virus, sama dengan oraganisme lainnya asam
nukleat pada virus berfungsi sebagai penyimpan informasi genetik yang
diperlukan untuk sintetis protein.
3. Sampul
Sampul pada
virus merupakan hasil modifikasi virus terhadap membran sel inang yang sudah
terinfeksi oleh virus. Sampul virus sendiri terdiri dari susunan molekul lipid
dan protein.
Morfologi
mempunyai arti bentuk ukuran, morfologi virus artinya bentuk dan ukuran virus.
Berdasarkan bentuk tubuh dan bagain-bagain tubuh virus morfologi virus terbagi
menjadi empat tipe utama yaitu :
1) Helix
Struktur virus
dengan morfologi helix terbentuk dari susunan sub unit protein terselubung yang
disebut dengan kapsomer melingkar suatu sumbu axis. Susunan virus dengan
morfologi helix ini membuat virus mempunyai bentuk seperti batang atau filamen.
Materi genetik virus dengan morfologi helix ini terletal di dalam rongga dan
terikat dengan protein kapsid. Contoh dari virus dengan morfologi helix ini
adalah virus mosaik yang menyerang tembakau.
Gambar
3. Virus Helix
2) Polihedral
Morfologi virus
polihedral tersusun dari kapsomer yang berjumlah sangat banyak dan menyelubungi
genom virus secara keseluruhan. Berbeda dengan morfologi sebelumnya yaitu
morfologi virus helix. Asam nukleat pada morfologi ini tidak mempunyai ikatan
dengan protein kapsid. Virus dengan morfologi polihedral mempunyai ukuran yang
sangat bervariasi yaitu dari 20 – 400 nanometer. Selain itu morfologi virus
polihedral juga mempunyai susunan dan jumlah kapsomer yang sangat beragam juga.
Salah satu virus dengan morfologi polihedral ini adalah virus adenovirus.
Gambar
4. Virus Polihedral
3) Virus bersampul.
Virus dengan
morfologi ini memiliki lapisan luar atau membran yang menyelubungi kapsid yang
disebut dengan sampul (envelope). Morfologi virus ini memiliki bentuk
bermacam-macam sesuai dengan bentuk kapsidnya, meskipun ada juga sampul yang
berbentuk helix dan polihedral
Gambar 5. Virus
bulat, Polihedris, dan Batang
4) Virus kompleks
Morfologi virus kompleks memiliki bagain-bagain
tubuh yang lebuh kompleks dibandingkan dengan ketiga morfologi virus lainnya.
Dengan morfologi yang sangat kompleks ini menandakan virus tersebut memiliki
kelebihan yang berbeda dibanding virus dengan morfologi lain. Layaknya
organisme hidup virus dengan morfologi ini juga memiliki bagian-bagian tubuh seperti
kepala dan ekor, salah satu contoh virus dengan morfologi virus kompleks adalah
bakteriofage.
Gambar
6. Virus Kompleks
2.3 Klasifikasi Virus
Menurut Aryulina
dkk, (2007) virus dapat diklasifikasi menurut jenis asam nukleat dan juga
protein membran terluarnya (envelope), tropisme dan cara penyebaran, dan
genomik fungsional, dan berikut adalah penjelasannya :
a) Klasifikasi
virus berdasarkan jenis asam nukleat dan juga protein membran terluarnya
(envelope)
Berdasarkan
jenis asam nukleat dan juga protein membran terluarnya (envelope) virus terbagi
menjadi 4 kelompok, yaitu :
1. Virus DNA
2. Virus RNA
3. Virus berselubung
4. Virus non-selubung
b) Klasifikasi virus berdasarkan tropisme
dan cara penyebaran virus
Berdasarkan
tropisme dan cara penyebaran virus dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu :
1. Virus Enterik
2. Virus Respirasi
3. Arbovirus
4. Virus onkogenik
5. Hepatitis virus
c)
Klasifikasi virus berdasarkan genomik fungsional.
Virus di klasifikan menjadi 7 kelompok
berdasarkan alur fungsi genomnya. Klasifikasi ini disebut juga klasifikasi
Baltimore yaitu:
1. Virus Tipe I = DNA Utas Ganda
2. Virus Tipe II = DNA Utas Tunggal
3. Virus Tipe III = RNA Utas Ganda
4. Virus Tipe IV = RNA Utas Tunggal
(+)
5. Virus Tipe V = RNA Utas Tunggal (-)
6. Virus Tipe VI = RNA Utas Tunggal
(+) dengan DNA perantara
7. Virus Tipe VII = DNA Utas Ganda
dengan RNA perantara.
2.4
Replikasi Virus
Menurut Tim Pengasuh M.K
Entomologi dan Fitopatologi FP UNTAD, (2013) replikasi virus ialah proses penggandaan individu virus. Proses
ini sangat bervariasi di antara berbagai golongan virus yang mempunyai strategi
genom berbeda. Replikasi virus terdiri atas
beberapa tahapan-tahapan yaitu pelekatan virus, penetrasi, pelepasan mantel,
replikasi genom dan ekspresi gen, perakitan, pematangan, dan pelepasan.
a) Pelekatan
Virus
Pelekatan virus
(adsorpsi) merupakan proses interaksi awal antara partikel virus dengan molekul
reseptor pada permukaan sel inang. Pada tahap
ini, terjadi ikatan spesifik antara molekul reseptor seluler dengan antireseptor pada virus.
Beberapa jenis virus memerlukan molekul lainnya untuk proses pelekatan yaitu koreseptor.Molekul
reseptor yang target pada permukaan sel dapat berbentuk protein
(biasanya glikoprotein) atau residu karbohidrat
yang terdapat pada glikoprotein atau glikolipid.
b) Penetrasi
Penetrasi terjadi pada waktu yang sangat singkat setelah
pelekatan virus pada reseptor di membran sel.
Proses ini memerlukan energi Tiga mekanisme yang terlibat:
- Translokasi partikel virus
Proses translokasi relatif jarang
terjadi di antara virus dan mekanisme belum sepenuhnya dipahami benar, kemungkinan
diperantarai oleh protein
di dalam virus kapsid dan reseptor membran spesifik.
- Endositosis virus ke dalam
vakuola intraseluler
Proses endositosis
merupakan mekanisme yang sangat umum sebagai jalan masuk virus ke dalam sel. Tidak
diperlukan protein virus spesifik selain yang telah digunakan untuk pengikatan
reseptor.
- fusi dari sampul dengan membran
sel (untuk virus yang bersampul)
Proses fusi virus bersampul dengan
membran sel baik secara langsung maupun dengan permukaan sel maupun mengikuti
endositosis dalam sitoplasma. Diperlukan adanya protein fusi spesifik
dalam sampul virus,
c) Pelepasan
Mantel
Tahap ini
terjadi setelah proses penetrasi dimana kapsid virus baik seluruhnya maupun
sebagian dipindahkan ke dalam sitoplasma sel inang. Pada tahap ini genom virus
terekspos dalam bentuk kompleks nukleoprotein. Dalam beberapa kasus, tahap ini
berlangsung cukup sederhana dan terjadi selama fusi pada membran virus
dengan membran plasma. untuk virus lainnya, tahap ini
merupakan proses multistep yang melibatkan jalur endositosis
dan membran nukleus.
d) Replikasi
genom dan Ekspresi Gen
Strategi
replikasi dari beberapa virus tergantung pada material genetik alami dari virus
tersebut. Dalam hal ini, virus dibagi dalam 7 kelompok seperti pengelompokan David
Baltimore. Proses ekspresi gen akan menentukan semua proses infeksi
virus (akut, kronis, persisten, atau laten).
e) Perakitan
Perakitan merupakan
proses pengumpulan komponen-komponen virion pada bagian khusus di dalam sel. Selama
proses ini, terjadi pembentukan struktur partikel virus. Proses ini tergantung
kepada proses replikasi
di dalam sel dan tempat di mana virus melepaskan diri dari sel. mekanisme
perakitan bervariasi untuk virus yang berbeda-beda.
f) Pematangan
Pematangan
merupakan tahap dari siklus hidup virus dan bersifat infeksius. Pada tahap ini
terjadi perubahan struktur dalam partikel virus yang kemungkinan dihasilkan
oleh pemecahan spesifik protein kapsid untuk menghasilkan produk yang matang. protease
virus dan enzim
seluler lainnya biasanya terlibat dalam proses ini.
g) Pelepasan
Semua virus kecuali virus tanaman melepaskan diri dari sel
inang melalui dua mekanisme yaitu, (1) untuk virus litik (semua virus
non-selubung), pelepasan merupakan proses yang sederhana, dimana sel yang
terinfeksi terbuka dan virus keluar. (2) untuk virus berselubung,
diperlukan membran lipid ketika virus
keluar dari sel melewati membran , proses ini dikenal sebagai budding.
2.5 Pengaruh Virus pada Tanaman
Secara umum
tanaman yang terinfeksi oleh virus menunjukkan beberapa gejala yang biasanya
terdapat daun, buah, batang, cabang, maupun akar. Gejala tersebut ditunjukkan
dengan ukuran yang mengecil, perubahan bentuk atau bagian tanaman, perubahan
warna, kematian jaringan tanaman (misalnya bercak bercincin), dan tanaman
mengalami hambatan pertumbuhan. (Alfian, 2011).
Adapun menurut Tim Pengasuh M.K Entomologi dan Fitopatologi FP UNTAD,
(2013) penyakit yang disebabkan oleh
virus pada tanaman adalah sebagai berikut :
- Penyakit belang kacang
gejala yang ditimbulkan khas berupa belang-belang pada daun.
bagian lamina yang dekat ibu tulang daun cenderung lebih hjau sedangkan bagian
lain agak kekuningan. Penyebab Peanut
mottle virus. Tertular secara
mekanik melalui cairan perasan atau pergesekan antar daun. Juga dapat ditularkan oleh Aphis craccivora.
2. Penyakit
mosaic tembakau
Tersebar
luas. Gejala khas berupa belang-belang
mosaic antar hijau gelap dan hijau terang pada permukaan daun disertai
perubahan permukaan daun menjadi bergelombang. Patogennya Tobacco mosaic virus
yang berbentuk batang. Penularannya
melalui vektor, juga mekanik.
3. Penyakit layu
berbintik pada tomat
Dapat muncul
pada berbagai stadia dan umur tomat.
Gejala khas munculnya warna perunggu pada permukaan atas daun disusul
munggulungnya daun kearah bawah. Jika
lingkungan mendukung pada bagian itu akan muncul bintik nekrosis yang menjalar
ke tangkai daun dan batang. Patogennya
Tomato spotted wilt virus. Penularan
daat terjadi secara mekanik dan melalui vektor yaitu Thrips tabaci.
- Penyakit menggulung kentang
Patogennya adalah Potato leaf roll virus. Gejala yang timbul daun menggulung dan juga
adanya nekrotik pada jaringan pembuluh floem.
Virus dapat ditularkan oleh vektor Myzus persicae.
- Penyakit daun mengumpul pada pisang
Penyebabnya Banana bunchy top virus.
Gejala khas berupa tanaman tumbuh kerdil dan daunnya kaku serta mengarah
ke atas sehingga tampak seperti bergerombol.
Penularan dapat melalui vektor Pentalonia nigronervosa.
- Penyakit bengkak tunas pada kakao
Sangat berbahaya dan dapat memusnakan
tanaman kakao. Penyebabnya adalah Cacao
swollen shoot virus. Gejala serangan
berupa pembengkakan tunas sebagai akibat perkembangan xyleem dan floem yang
tidak normal. Pembengkakan terjadi di
akar. Gejala pada daun berupa
bercak-bercak klorosis tersebar di permukaan daun. Buah menjadi kecil-kecil dan membulat serta
adanya belang mosaik.
III.
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Berdasarkan
isi makalah dapat disimpulkan bahwa :
o Virus
adalah parasit
berukuran mikroskopik yang menginfeksi
sel
organisme biologis.
o Secara
morfologi virus tersusun atas kapsid, asam nukleat, dan sampul
o Virus
diklasifikasikan menurut jenis asam nukleat dan juga protein membran terluarnya
(envelope), tropisme dan cara penyebaran, dan genomik fungsionalnya.
o Replikasi
virus terdiri atas beberapa tahapan-tahapan yaitu pelekatan virus, penetrasi,
pelepasan mantel, replikasi genom dan ekspresi gen, perakitan, pematangan, dan
pelepasan.
o Virus
dapat menyerang tumbuhan. Secara umum tumbuhan yang terserang virus akan
mengalami kerugian.
3.2 Saran
Dalam penulisan
makalah selanjutnya bisa digunakan berbagai data penilitian-penelitian terbaru
mengenai virus. Agar mahasiswa mendapatkan ilmu yang terbaru mengenai virus
DAFTAR
PUSTAKA
Alfian. 2011. Penyakit Tanaman Oleh Virus. http://alfiandoang.blogspot.com/2011/05/penyakit-tanaman-oleh-virus.html
[Diakses pada 09 februari 2014]
Aryulina,
Diah; Choirul Muslim, Syalfinaf Manaf, Endang Widi Winarni. 2007. Biologi 1 SMA dan MA Untuk Kelas X.
Erlangga, Jakarta.
Sasrawan. 2012. Virus Materi Lengkap Biologi. http://hedisasrawan.blogspot.com/2012/11/virus-materi-lengkap-biologi.html
[Diakses pada 09 februari 2014]
Tim Pengasuh M.K Entomologi dan Fitopatologi FP UNTAD. 2013. Virus
Tumbuhan. Universitas Tadulako, Palu.
Zaif. 2010. Morfologi dan Anatomi
Mikroorganisme. http://zaifbio.wordpress.com/2010/11/08/morfologi-dan-anatomi
mikroorganisme/ [Diakses pada 09 februari 2014]