- Back to Home »
- Tugas »
- Ilmu dan Teknologi Benih : Produksi dan Processing Benih
Posted by : Zero Kun
1 Jun 2015
TUGAS ILMU DAN
TEKNOLOGI BENIH
PRODUKSI DAN
PROSESAN BENIH
Oleh
MUHAMMAD FAWZUL ALIF NUGROHO
E 281 13 002
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2015
PRODUKSI BENIH
Produksi
Benih adalah Penerapan ilmu pengetahuan dalam menghasilkan benih yang
berkualitas dengan mudah, efektif dan efisien. Dengan definisi lain teknik
produksi benih adalah cara manusia untuk memudahkan kegiatan pengadaan benih
secara murah tanpa mengorbankan kualitas benih dan aman untuk pekerja serta
kelangsungan produksi benih yang akan datang.
Berdasarkan jenis benih maka Teknik Produksi Benih dibagi
menjadi 2 kelompok yaitu:
a. Teknik Produksi Benih Generatif.
1. Teknik Pemanenan Benih (Pengunduhan dan Pengumpulan Benih)
2. Teknik Pengolahan Benih Pasca Panen.
b. Teknik Produksi Benih Vegetatif
1. Stek (Makro)
2. Cangkok (Makro)
3. Menyambung (Makro)
4. Kultur Jaringan (Mikro)
Produksi benih tergantung pada
spesies tanaman, tetapi pada dasarnya mengikuti prinsip berikut:
1. Mempertahankan kemurnian genetik benih, dan
2. Teknologi produksi benih yang mencakup prinsip-prinsip agronomi untuk
mempertahankan mutu benih yang tinggi.
PROCESSING / PENGOLAHAN BENIH
A. Pembersihan Benih
1. Pemungutan/Pengumpulan Benih
Kegiatan pemungutan benih tidak kalah pentingnya dengan
pemilihan sumber benih, karena bila pemungutan benih dilakukan dengan tidak
benar maka akan diperoleh benih dengan mutu yang jelek. Semua usaha yang
dilakukan untuk mencari sumber benih yang baik akan percuma bila pengumpulan
benih tidak dilakukan dengan cara yang benar. Untuk itu perlu juga adanya suatu
regu khusus untuk pengambilan benih karena pekerja kontrak biasanya kurang memperhatikan
mutu benih mereka hanya melihat jumlahnya saja. Berikut ini diterangkan
beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan dalam kegiatan pengumpulan
benih.
a.
Yang perlu
dilakukan sebelum benih dikumpulkan
·
Menentukan waktu
pengumpulan benih. Setiap jenis pohon memiliki masa berbuah tertentu untuk itu
mengetahui masa berbunga atau berbuah perlu dilakukan sehingga waktu panen yang
tepat dapat ditentukan dengan tepat pula. Tanda-tanda buah masak perlu
diketahui sehingga buah yang dipetik cukup masak (masak fisiologis)
·
Menyiapkan alat
yang dibutuhkan untuk pengumpulan benih
b.
Cara pengumpulan
benih
·
Benih yang
dikumpulkan dipermukaan tanah : Benih yang dikumpulkan dipermukaan tanah
seringkali mutunya tidak sebaik yang dikumpulkan langsung dari pohon, benih
akan hilang daya kecambahnya jika terkena sinar matahari (benih yang
rekalsitran), benih akan terserang hama/penyakit dan benih yang berkecambah.
·
Benih yang
dikumpulkan langsung dari pohon : Pengambilan dengan cara ini yaitu, benih yang
sudah masak dipetik langsung dengan bantuan galah/tangga, cabang yang jauh
dapat ditarik dengan tali/kait kayu.
Pengambilan juga dapat dilakukan dengan cara diguncang. Pengambilan
dengan cara ini dapat menggunakan terpal/ plastik untuk menampung benih yang
jatuh. Mutu benih yang dikumpulkan dengan cara ini sangat baik, karena dapat
memilih buah yang betul-betul matang. Setelah benih dikumpulkan dimasukkan
kedalam wadah untuk dibawah ketempat pengolahan.
c.
Beri label
identitas
Setiap wadah berisi buah / polong
harus diberi label agar identitas benih tetap diketahui.
d.
Penyimpanan
sementara
Bila tidak mungkin untuk untuk
langsung mengekstrasi biji, simpanlah wadah yang berisi buah/polong ditempat
yang kering dan dingin dengan ventilasi udara yang baik. Jangan meletakkan
wadah langsung dilantai, tetapi beri alas kayu sehingga memungkinkan peredaran
udara dibawah wadahya, dengan demikian bagian bawahnya tidak lembab.
2. Penanganan Benih Setelah Dikumpulkan
Penanganan benih harus dilakukan dengan baik, agar mutu
benih dapat dipertahankan. Kegiatan penanganan benih meliputi : Sortasi
buah/polong, ekstrasi benih, pembersihan benih, sortasi benih, pengeringan
benih.
·
Sortasi buah/
polong : Sortasi buah/ polong merupakan kegiatan pemisahan buah/polong yang
susah masak dari yang belum/kurang masak, kemudian dimasukkan kedalam wadah
yang terpisah.
·
Ekstrasi benih :
Ekstrasi benih adalah proses pengeluaran benih dari buahnya/polongnya. Cara
ekstrasi berbeda-beda tergantung dari jenis pohon, dapat dilakukan dengan
bantuan alat dan harus dilakukan dengan hati-hati untuk mencegah kerusakan
benih.
o
Benih dari buah
berdaging : Buah yang berdaging dibuang pericarp buahnya dengan cara merendam
buah tersebut dalam air, sehingga daging buahnya mengembang sedang bijinya
mengendap.
o
Benih dari buah
kering : Benih dijemur dipanas matahari, contohnya : polong-polongan dari
Leguminoceae, kerucut dari Coniferae, capsule dari Eucaliptus, dsb. Sehingga
terbuka.
·
Pembersihan dan
sortasi benih : Benih yang sudah diekstrasi masih mengandung kotoran berupa
sekam, sisa polong, ranting, sisa sayap, daging buah, tanah dan benih yang
rusak, harus dibuang untuk meningkatkan mutunya. Ada dua cara sederhana untuk
membersihkan benih yaitu:
o
Cara sederhana : manual dengan tampi/nyiru atau menggunakan
saringan.
o
Cara mekanis : menggunakan
alat peniup benih (seed blower) setelah pembersihan jika dirasa perlu dilakukan sortasi benih
untuk memilih benih sesuai dengan ukuran.
·
Pengeringan benih
Benih yang baru diekstrasi
biasanya mengandung kadar air yang cukup tinggi, untuk itu perlu dikeringkan
sebelum benih – benih itu disimpan (tetapi tidak semua benih biasa
dikeringkan). Kadar air untuk masing-masing benih berbeda-beda, misalnya ada
benih – benih yang dikeringkan sampai kadar air rendah sehingga dapat disimpan
lama, benih – benih ini disebut benih yang ortodoks, contohnya: akasia, kayu
besi, salawaku, gamal, dll. Sebaliknya ada benih yang tidak dapat dikeringkan
dan tidak dapat disimpan lama. Benih – benih ini disebut benih yang bersifat
rekalsitran seperti: meranti, damar, mahoni, dll.
3. Penyimpanan Benih
Perlakuan yang terbaik pada benih ialah menanam benih atau
disemaikan segera setelah benih – benih
itu dikumpulkan atau dipanen, jadi mengikuti cara-cara alamiah, namun
hal ini tidak selalu mungkin kareana musim berbuah tidak selalu sama, untuk itu
penyimpanan benih perlu dilakukan untuk menjamin ketersediaan benih saat musim
tanam tiba.
Tujuan penyimpanan
:
·
Menjaga biji agar
tetap dalam keadaan baik (daya kecambah tetap tinggi)
·
Melindungi biji
dari serangan hama dan jamur
·
Mencukupi
persediaan biji selama musim berbuah tidak dapat mencukupi kebutuhan.
Ada dua faktor yang penting selama penyimpanan benih yaitu,
suhu dan kelembaban udara. Umumnya benih dapat dipertahankan tetap baik dalam
jangka waktu yang cukup lama, bila suhu dan kelembaban udara dapat dijaga maka
mutu benih dapat terjaga. Untuk itu perlu ruang khusus untuk penyimpanan benih.
·
Untuk benih
ortodoks
Benih ortodoks dapat disimpan
lama pada kadar air 6-10% atau dibawahnya. Penyimpanan dapat dilakukan dengan
menggunakan wadah seperti : karung kain, toples kaca/ plastik, plastik, laleng,
dll. Setelah itu benih dapat di simpan pada suhu kamar atau pada temperature
rendah “cold storage” umumnya pada suhu 2-5oC.
·
Untuk benih
rekalsitran
Benih rekalsitran mempunyai kadar
air tinggi, untuk itu dalam penyimpanan kadar air benih perlu dipertahankan
selama penyimpanan. Penyimpanan dapat menggunakan serbuk gergaji atau serbuk
arang. Caranya yaitu dengan memasukkan benih kedalam serbuk gergaji atau arang
B. Grading
Grading benih adalah tindakan untuk memeriksa kualitas benih
yang akan berperan sebagai keturunan berikutnya. Grading merupakan penggolongan
benih berdasarkan dari ukuran atau warna. Penggolongan tersebut dilaksanakan
berdasarkan pada sifat-sifat morfologi benih atau fisiologi benih seperti
dimensi benih atau berat jenis benih. Grading benih dapat mencegah penggunaan
benih yang tidak baik. Hal ini dapat membantu mengurangi biaya pemupukan,
budidaya, dan pengendalian gulma. Grading (pemilahan benih) dilakukan untuk
mendapatkan benih yang seragam dalam ukuran, bentuk dan bobotnya
Terdapat beberapa
cara grading benih:
·
Secara manual,
dengan menggunakan tangan dan ketelitian kita ketika memisahkan benih menjadi
beberapa kelompok (ukuran).
·
Secara mekanik,
dengan menggunakan alat yang memiliki beberapa saringan bertingkat dengan
diameter lubang yang berbeda setiap tingkat. Tingkat atas selalu lebih besar
diameternya dibandingkan dengan tingkat yang berada dibawahnya.
·
Pemisahan benih
berdasarkan warna melalui komputer dengan cara Pre-Vac dan IDS yang populer
khususnya untuk jenis tanaman berdaun jarum. Dengan demikian akan didapatkan
benih yang berkualitas baik dengan ukuran seragam.
·
Memisahkan benih
yang rusak karena mesin dari benih yang tidak rusak dengan memanfaatkan
perbedaan tingkat penyerapan (uptake) air.
·
Pemisahan melalui
inkubasi pengeringan (Incubation – Drying – Separation), yaitu memisahkan benih
yang mati dengan memanfaatkan perbedaan tingkat pengeringan benih.
C. Perlakuan Benih
1. Perlakuan benih
padi sebelum penanaman
·
Menyortir benih
yang masih memiliki daya tumbuh tinggi dengan menggunakan larutan garam.
·
Memeram benih
sebelum disemai
2. Perlakuan benih setelah pasca panen
·
Disinfektasi benih:
apabila perlakuan diberikan dengan tujuan untuk mengeradikasi patogen yang telah
menginfeksi benih, dimana patogennya berada dalam kulit biji atau jaringan
–jaringan yang lebih dalam.
·
Disinfestasi benih
yang ditujukan terhadap organisme yang terdapat dipermukaan benih. Bahan kimia
yang digunakan antara lain: ceresa MDB panogen 15 ceresan L dan chipcote.
·
Proteksi benih
didasarkan pada prinsip untuk melindungi benih dan kecambah tanaman dengan
suatu fungisida yang akan mencegah infeksi dan kerusakan yang disebabkan oleh
patogen terutama organisme tanah. Contohnya: captan, thiram, dichlone.
3. Perlakuan Benih untuk tujuan memecahkan dormansi
·
Perlakuan mekanis
Diantaranya yaitu dengan
Skarifikasi. Skarifikasi mencakup cara-cara seperti mengkikir/menggosok kulit
biji dengan kertas amplas, melubangi kulit biji dengan pisau, memecah kulit
biji maupun dengan perlakuan goncangan untuk benih-benih yang memiliki sumbat
gabus. Tujuan dari perlakuan mekanis ini adalah untuk melemahkan kulit biji
yang keras sehingga lebih permeabel terhadap air atau gas.
·
Perlakuan kimia.
Tujuan dari perlakuan kimia
adalah menjadikan agar kulit biji lebih mudah dimasuki air pada waktu proses
imbibisi. Larutan asam kuat seperti asam sulfat, asam nitrat dengan konsentrasi
pekat membuat kulit biji menjadi lebih lunak sehingga dapat dilalui oleh air
dengan mudah.
·
Perlakuan
perendaman dengan air.
Perlakuan perendaman di dalam air
panas dengan tujuan memudahkan penyerapan air oleh benih. Caranya yaitu :
dengan memasukkan benih ke dalam air panas pada suhu 60 – 70 0C dan dibiarkan
sampai air menjadi dingin, selama beberapa waktu. Untuk benih apel, direndam
dalam air yang sedang mendidih, dibiarkan selama 2 menit lalu diangkat keluar
untuk dikecambahkan.